Breaking News

Pemanfaatan ArcGIS untuk Pemetaan Digital: Ekspedisi Wilayah II Hadirkan Peta Terintegrasi Nagari Galugua



D'On, Limapuluh Kota — Sebuah langkah maju dalam pengelolaan wilayah dan pemberdayaan informasi spasial tengah berlangsung di Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota. Pada 23 Juli 2025, Tim Ekspedisi Wilayah II melakukan pemasangan peta wilayah terbaru yang memanfaatkan teknologi ArcGIS, perangkat lunak pemetaan digital modern, untuk menyajikan gambaran detail kondisi geografis nagari yang berada di ujung utara Kapur IX ini.

Langkah ini bukan sekadar pemasangan peta di dinding kantor wali nagari. Di baliknya terdapat rangkaian proses teknis yang teliti, kolaborasi erat antara mahasiswa, perangkat nagari, dan warga, serta sebuah visi besar: menyediakan data visual akurat yang mampu menjadi panduan pembangunan, pengelolaan sumber daya alam, hingga mitigasi bencana.

Kondisi Nagari Galugua: Luas, Beragam, dan Menantang

Nagari Galugua dikenal sebagai wilayah dengan bentang alam yang beragam: perbukitan hijau, hutan lebat, persawahan, hingga permukiman warga yang tersebar di empat jorong. Jarak antar jorong yang cukup jauh dan akses jalan yang masih sulit, terutama di musim hujan, sering menjadi tantangan bagi penduduk maupun pendatang.

Menurut Arga Zaifullah, Menteri Sosial Masyarakat BEM KM Universitas Andalas sekaligus pelaksana program, peta ini lahir dari kebutuhan nyata masyarakat.

“Bagi pendatang baru, mencari arah ke kantor wali atau lokasi penting lainnya bisa membingungkan, apalagi jaringan komunikasi juga masih terbatas. Karena itu, kami membuat peta tutupan lahan yang memuat jalur-jalur jalan di seluruh kenagarian. Harapannya, peta ini membantu warga maupun pihak yang memiliki kepentingan di Nagari Galugua,” ujarnya.

Proses Pemetaan: Dari GPS ke Peta Digital

Pembuatan peta ini bukan pekerjaan sehari jadi. Tim memulai dengan pengumpulan data lapangan menggunakan perangkat GPS untuk memastikan titik koordinat yang diambil benar-benar sesuai kondisi nyata.

Data dasar wilayah kemudian diolah menggunakan perangkat lunak ArcGIS, yang memungkinkan penggabungan data spasial dan visual secara presisi. Hasil pengolahan memuat berbagai informasi penting:

  • Batas resmi nagari dan jorong
  • Jalan utama dan akses penghubung
  • Fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan balai pertemuan
  • Lokasi strategis yang relevan untuk kegiatan ekonomi maupun tanggap darurat

Setelah desain peta final selesai, tim mencetaknya dalam ukuran besar agar mudah dibaca dan memahami tata letak wilayah secara cepat. Lokasi pemasangan dipilih strategis, yaitu di kantor wali nagari, agar mudah diakses oleh masyarakat maupun tamu yang berkunjung.

Sosialisasi: Mengajarkan Cara Membaca Peta

Tidak berhenti di pemasangan, tim juga melakukan sosialisasi langsung kepada perangkat nagari dan warga. Mereka diajarkan cara membaca simbol, memahami skala, dan menginterpretasikan informasi spasial yang ada di peta.

Langkah ini penting, karena peta hanya akan efektif jika warga memahami cara memanfaatkannya. Dengan pengetahuan ini, masyarakat bisa menggunakannya untuk berbagai keperluan, mulai dari perencanaan pembangunan rumah, pengelolaan lahan pertanian, hingga penentuan jalur evakuasi bencana.

Manfaat yang Terlihat Nyata

Sejak pemasangan, peta ini diharapkan memberikan manfaat strategis, di antaranya:

  • Perencanaan pembangunan: memudahkan pemerintah nagari menentukan lokasi proyek infrastruktur
  • Pengelolaan sumber daya alam: memetakan potensi hutan, lahan pertanian, dan sumber air
  • Mitigasi bencana: menyediakan panduan jalur evakuasi dan titik aman saat darurat
  • Peningkatan kesadaran tata ruang: warga menjadi lebih mengenal batas wilayah dan potensi nagarinya

Kehadiran peta ini juga memperkuat kerja sama lintas pihak. Tim ekspedisi, pemerintah nagari, dan masyarakat bekerja dalam satu tujuan yang sama, membentuk modal sosial yang sangat berharga untuk program pembangunan ke depan.

Harapan untuk Masa Depan

Keberhasilan di Nagari Galugua menjadi inspirasi bagi pelaksanaan program serupa di nagari-nagari lain di Kapur IX, bahkan di seluruh Kabupaten Lima Puluh Kota. Dengan semakin banyak wilayah yang memiliki peta terintegrasi, diharapkan perencanaan pembangunan akan semakin terarah dan pengelolaan sumber daya semakin efisien.

“Kami berharap peta ini menjadi sumber informasi yang selalu digunakan, bukan hanya dipajang. Ke depan, semoga seluruh nagari memiliki peta digital yang mudah diakses,” tutup Arga.

Peta bukan sekadar gambar di atas kertas  ia adalah panduan masa depan, yang menghubungkan pengetahuan, teknologi, dan kepedulian terhadap tanah kelahiran.

(*)

#ArcGIS #LimapuluhKota