Menuju Kota Ramah Disabilitas, Perayaan HJK Padang ke-356 Hadirkan Wajah Inklusi Lewat Kolaborasi Inspiratif
D'On, Padang – Perayaan Hari Jadi Kota (HJK) Padang ke-356 tahun ini tak hanya mengusung kemeriahan dan kebanggaan historis, tetapi juga menghadirkan wajah baru yang inklusif dan humanis. Di tengah gemerlap rangkaian acara, hadir sebuah inisiatif yang menjadi simbol komitmen bersama untuk menjadikan Padang sebagai kota ramah disabilitas.
Salah satu titik terang itu terlihat dalam ajang Xporia, sebuah pameran kreativitas dan UMKM yang digelar di kawasan GOR H. Agus Salim pada 8–10 Agustus 2025 mendatang. Dalam gelaran ini, Yayasan Rumah Inklusi Padang turut ambil bagian secara aktif, tidak sekadar sebagai peserta, tetapi sebagai penggerak semangat pemberdayaan penyandang disabilitas.
UMKM Disabilitas: Menjual Rasa, Menghidupkan Makna
Ketua Yayasan Rumah Inklusi Padang, Danil Kurniawan, menyampaikan bahwa partisipasi mereka bukan hanya ajang memamerkan produk, tetapi juga wujud nyata dari kesetaraan peran sosial dan ekonomi bagi penyandang disabilitas.
“Melalui stan kuliner yang kami kelola, kami ingin menunjukkan bahwa teman-teman disabilitas tidak hanya mampu berkarya, tapi juga bisa hadir sebagai bagian penting dalam membangun semangat kebersamaan masyarakat,” ujar Danil, Sabtu (2/8/2025).
Yang membuat stan ini istimewa adalah pengelolaannya yang sepenuhnya melibatkan penyandang tunarungu. Mereka bertugas langsung sebagai penjaga stan, berinteraksi dengan pengunjung dibantu oleh penerjemah bahasa isyarat dari pengurus yayasan. Untuk transaksi, pengunjung cukup memasukkan uang ke dalam kotak pembayaran mandiri—sebuah metode sederhana namun menyentuh, karena menunjukkan kepercayaan dan inklusi sosial.
“Ini bukan sekadar transaksi jual beli, tapi bentuk edukasi masyarakat bahwa komunikasi tak harus selalu verbal. Ada bahasa yang lebih dalam yakni bahasa penerimaan dan empati,” kata Danil.
Menu yang Penuh Makna: Dari Rasa Hingga Rasa Kasih
Tak hanya unik dari sisi pelayanan, menu-menu yang ditawarkan pun dikurasi dengan filosofi yang dalam. Beberapa hidangan khas yang akan hadir di antaranya:
- Mie Ayam Ramah Hati, dengan cita rasa hangat yang diklaim “sehangat pelukan keluarga.”
- Mie Pelangi Inklusi, mencerminkan keberagaman rasa dalam satu mangkuk, sebagaimana keberagaman manusia dalam satu masyarakat.
- Nasi Goreng Harmoni, simbol dari kenikmatan yang hadir dalam kebersamaan.
- Ayam Celup Cinta Kasih, gurih dan renyah, mewakili kehangatan kasih sayang yang melingkupi semua kalangan.
- Es Sumsum Durian, sajian lembut dan manis yang dikatakan bisa "menghangatkan hati."
- Kopi Jarang Suara Jiwa, secangkir kopi yang “berbicara lewat rasa.”
- Teh Es Sahabat Semua, simbol dari minuman yang bisa dinikmati siapa saja, tanpa batas.
Harga makanan dibanderol Rp15.000 per porsi, dan minuman Rp5.000 sangat terjangkau dan menjangkau seluruh kalangan.
Dari Pelatihan ke Panggung Nyata
Sebelum tampil di panggung besar HJK 356, Yayasan Rumah Inklusi telah lebih dulu membekali para penyandang disabilitas dengan pelatihan memasak. Pelatihan ini tak hanya mengasah keterampilan kuliner, tetapi juga ditujukan untuk membangun kemandirian, kepercayaan diri, dan daya saing wirausaha.
“Hasil pelatihan ini kami bawa ke masyarakat sebagai bukti bahwa inklusi bukan utopia. Ini nyata, ini sedang berlangsung di Kota Padang,” tegas Danil.
Pemerintah Kota Dukung Penuh: “Bukan Sekadar Seremonial, Tapi Perubahan Paradigma”
Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, mengapresiasi penuh langkah inklusif yang digagas Yayasan Rumah Inklusi. Menurutnya, keterlibatan disabilitas dalam perayaan HJK bukan hanya simbolik, tetapi bagian dari perubahan paradigma sosial yang sedang digulirkan Pemko Padang.
“Kami menyambut baik inisiatif ini. Kota Padang harus menjadi rumah bagi semua. Inklusi bukan sekadar program, melainkan komitmen kolektif untuk menempatkan semua warga, termasuk disabilitas, sebagai bagian dari proses pembangunan kota,” ujar Heriza.
Ia juga menambahkan bahwa Dinas Sosial akan terus mendukung program-program pemberdayaan disabilitas melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk pelatihan, akses bantuan modal, hingga pelibatan dalam iven-iven besar daerah.
“Momentum HJK ini menjadi panggung yang ideal untuk menyuarakan inklusi. Kita ingin semua warga Padang tak peduli latar belakang fisik atau sosial punya ruang yang sama untuk berkarya dan berkembang,” tambahnya.
Langkah Kecil, Dampak Besar: Menuju Kota Padang yang Inklusif
Di tengah perayaan yang identik dengan pesta rakyat, keberadaan stan kuliner milik penyandang disabilitas menjadi oase yang menghadirkan pesan kuat: perbedaan bukanlah batas, tetapi kekayaan yang patut dirayakan.
Danil Kurniawan menutup dengan harapan, “Kami ingin membuktikan bahwa teman-teman disabilitas juga mampu dan layak mendapat tempat. Bersama pemerintah dan masyarakat, mari kita bangun Padang sebagai kota yang benar-benar ramah disabilitas, bukan sekadar di atas kertas, tapi hidup dalam perilaku dan kebijakan.”
Melalui sajian sederhana yang penuh makna, semangat inklusi kini tak lagi menjadi slogan, melainkan bagian dari denyut nadi Kota Padang yang baru: berwarna, terbuka, dan menyatu dalam harmoni.
(Mond)
#HJKPadang356 #Padang