Breaking News

Unand Siap Jadi Tuan Rumah Uji Publik Penulisan Ulang Sejarah Nasional: Dorong Keterlibatan Akademisi dan Masyarakat

Rektor Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar), Efa Yonnedi saat diwawancarai di Padang. ANTARA/Muhammad Zulfikar

D'On, Padang -
 Universitas Andalas (Unand) menunjukkan komitmennya dalam proses pembaruan sejarah nasional Indonesia. Rektor Unand, Prof. Efa Yonnedi, menyatakan kesiapan institusi yang ia pimpin untuk menjadi tuan rumah (host) dalam pelaksanaan uji publik atas hasil penulisan ulang sejarah nasional yang saat ini tengah digarap oleh pemerintah.

Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Efa saat menerima kunjungan kerja Komisi X DPR RI di Kampus Unand, Padang, Sabtu (5/7/2025). Menurutnya, keterlibatan perguruan tinggi, terutama yang memiliki kapasitas keilmuan sejarah dan budaya seperti Unand, sangat penting untuk memastikan proses penulisan ulang sejarah nasional dilakukan secara objektif, inklusif, dan berbasis pada riset akademik yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Unand siap menjadi host apabila dilakukan uji publik penulisan ulang sejarah nasional. Ini penting untuk membuka ruang dialog yang luas, melibatkan banyak pihak, dan menjaring berbagai pandangan secara terbuka,” tegasnya, dikutip dari Antara.

Namun demikian, Prof. Efa juga menegaskan bahwa pelaksanaan uji publik tersebut harus dilakukan dengan persetujuan dan koordinasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi; Kementerian Kebudayaan; serta Komisi X DPR RI selaku mitra legislatif kedua kementerian tersebut.

Peran Akademisi Didorong Lebih Aktif

Lebih lanjut, mantan konsultan Bank Dunia itu juga mendorong kalangan akademisi, khususnya para dosen dan peneliti sejarah, untuk aktif menggelar diskusi ilmiah seperti seminar departemen. Forum-forum tersebut, menurutnya, dapat menjadi wadah untuk membedah dan memperkaya kajian terhadap berbagai narasi sejarah, terutama yang berkaitan dengan tokoh-tokoh lokal yang belum banyak diangkat secara nasional.

Sebagai contoh, Prof. Efa menyoroti pentingnya menggali lebih dalam sejarah tokoh nasional asal Minangkabau, Hajjah Rasuna Said. Tokoh perempuan revolusioner ini dikenal sebagai orator ulung dan pejuang anti-kolonial yang memainkan peran signifikan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan.

“Banyak riset bisa digarap. Misalnya, bagaimana Rasuna Said, sebagai seorang orator, mampu menggerakkan massa untuk melawan penjajahan. Perannya sangat besar, tapi narasinya masih minim di buku-buku sejarah nasional kita,” jelasnya.

Komisi X DPR Dukung Uji Publik dan Keterlibatan Masyarakat

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Kurniasih Mufidayati, menyuarakan dorongan agar proses uji publik terhadap penulisan ulang sejarah nasional segera dilakukan secara menyeluruh dan transparan.

Kurniasih menilai, keterlibatan masyarakat sangat penting agar proses revisi sejarah tidak hanya bersifat elitis dan akademik, tetapi juga merepresentasikan memori kolektif masyarakat Indonesia.

“Uji publik ini penting agar masyarakat bisa memberi testimoni dan masukan. Bahkan jika ada narasi sejarah yang kontroversial, forum ini bisa menjadi tempat untuk mendiskusikannya secara terbuka dengan fakta-fakta yang kuat,” ujarnya.

Komisi X DPR, lanjutnya, percaya bahwa sejarah bukan hanya soal masa lalu, tetapi juga refleksi identitas bangsa. Karena itu, proses penulisannya harus akurat, adil, dan mencerminkan kontribusi semua elemen bangsa.

Langkah Strategis dalam Revisi Sejarah Nasional

Penulisan ulang sejarah nasional saat ini tengah menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat. Langkah ini ditempuh untuk memperbaharui dan menyempurnakan narasi sejarah Indonesia yang selama ini dianggap terlalu Jakarta-sentris, maskulin, dan kurang mengakomodasi perspektif daerah serta kontribusi perempuan dan kelompok minoritas.

Unand, sebagai salah satu perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa, dinilai memiliki posisi strategis untuk menjadi pusat uji publik yang representatif. Dengan akar budaya Minangkabau yang kental dan tradisi intelektual yang kuat, Unand berpotensi menghadirkan perspektif baru dalam pembentukan narasi sejarah yang lebih inklusif.

Catatan Redaksi:
Langkah penulisan ulang sejarah nasional ini menjadi peluang emas untuk menghadirkan kembali sosok-sosok pahlawan yang selama ini terpinggirkan dari buku sejarah resmi. Dengan menjadikan kampus seperti Unand sebagai ruang dialog, harapannya sejarah Indonesia bisa ditulis dengan lebih jujur, lengkap, dan membumi.

(Mond)

#UniversitasAndalas #DPR #Nasional #PenulisanUlangSejarahNasional