Breaking News

Tarif Tol Padang–Sicincin Rp50.500 Dinilai Mahal, Hutama Karya: “Sama dengan Pekanbaru–Kotokampar”

Gerbang Tol Padang-Sicincin (Dok: Awe)

D'On, Padang –
Wacana penerapan tarif berbayar di ruas tol Padang–Sicincin mulai menuai pro dan kontra. Padahal, sosialisasi tarif ini masih dalam tahap awal. Namun reaksi dari masyarakat, terutama di Padang, sudah mulai bermunculan dan sebagian besar menyuarakan nada keberatan. Pasalnya, tarif tol yang dirilis oleh PT Hutama Karya untuk ruas ini dinilai terlalu mahal.

Tarif Resmi Ditetapkan, Akan Berlaku dalam Waktu Dekat

Tol Padang–Sicincin, bagian dari megaproyek Tol Trans Sumatera untuk jalur Pekanbaru–Padang, sebelumnya telah beroperasi tanpa tarif sejak 28 Mei 2025. Selama hampir dua bulan, ruas tol ini bebas dilintasi secara gratis oleh masyarakat Sumatera Barat sebagai bagian dari masa pengenalan.

Namun kini, sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 672/KPRT/M/2025, tarif resmi telah ditetapkan dan dijadwalkan mulai diberlakukan 14 hari sejak SK tersebut ditandatangani, yaitu sejak 16 Juli 2025.

Berikut rincian tarif berdasarkan golongan kendaraan:

  • Golongan I (Mobil Pribadi): Rp 50.500
  • Golongan II & III (Truk Sedang): Rp 75.500
  • Golongan IV & V (Truk Besar): Rp 100.500

Protes Muncul: “Kenapa Lebih Mahal dari Jakarta?”

Masyarakat menyambut kabar ini dengan reaksi beragam, namun dominasi suara keberatan mulai terlihat di berbagai forum diskusi online hingga WhatsApp Group (WAG) komunitas Padang.

Salah seorang anggota grup WAG Top100 menyampaikan kritik tajam. “Kalau dibandingkan dengan jalan tol di Jakarta yang panjangnya jauh lebih panjang, tapi tarifnya bisa lebih murah. Kenapa tarif di Padang-Sicincin justru lebih mahal?” ujarnya.

Beberapa pengguna media sosial juga menganggap bahwa harga Rp50.500 untuk jarak sekitar 36 kilometer terlalu tinggi dan berpotensi memberatkan masyarakat lokal, terutama mereka yang masih menjadikan jalur Padang–Sicincin sebagai rute harian.

Desakan agar Hutama Karya meninjau ulang tarif tersebut pun mulai menguat. Mereka meminta adanya evaluasi menyeluruh yang mempertimbangkan daya beli masyarakat Sumatera Barat dan frekuensi penggunaan harian.

Respons Hutama Karya: “Tarif Ini Sama Kok dengan Pekanbaru – Kotokampar”

Menanggapi kritik yang mencuat, Koentjoro, Direktur Wilayah III PT Hutama Karya, menegaskan bahwa penetapan tarif telah dilakukan secara proporsional berdasarkan standar proyek Tol Trans Sumatera, khususnya ruas Pekanbaru–Padang.

“Tarif Padang–Sicincin tidak berbeda dengan ruas tol Pekanbaru–Kotokampar. Itu sudah mengacu pada anggaran dan rencana pembangunan yang ditetapkan sejak awal,” jelas Koentjoro saat dikonfirmasi pada Jumat, 25 Juli 2025.

Ia juga menambahkan bahwa tarif baru belum akan langsung diberlakukan. Saat ini, Hutama Karya masih melakukan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari proses validasi dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan.

“Kami terbuka terhadap masukan masyarakat. Tapi perlu dipahami, jalan tol ini merupakan investasi jangka panjang yang tujuannya mempercepat konektivitas dan mendorong ekonomi lokal,” lanjutnya.

Dukungan Infrastruktur Lengkap, Sosialisasi Gencar

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyatakan bahwa ruas Padang–Sicincin telah dirancang dengan standar nasional, mulai dari gerbang tol otomatis, rambu dan marka sesuai regulasi, hingga armada patroli dan derek 24 jam.

“Selama dua bulan terakhir kami fokus pada edukasi penggunaan kartu uang elektronik (UE), tata cara berkendara di tol, serta manfaat tol bagi efisiensi waktu dan bahan bakar,” kata Adjib.

Ia juga menekankan bahwa seluruh proses sosialisasi tarif sudah dilakukan secara masif dan transparan, termasuk melalui media sosial, website resmi, serta komunikasi langsung dengan pengguna jalan.

“Karena ini adalah jalan tol pertama di Sumatera Barat, kami sangat memperhatikan proses edukasi. Tidak hanya untuk mengenalkan jalan tol, tetapi juga agar masyarakat memahami fungsinya dalam mendorong pembangunan daerah,” tegasnya.

Strategis untuk Ekonomi Daerah

Sebagai bagian dari koridor Pekanbaru–Padang, jalan tol Padang–Sicincin memegang peran strategis dalam membuka akses ekonomi, pariwisata, hingga industri UMKM lokal.

Tol ini diyakini mampu mengurai kepadatan di jalur nasional Padang–Bukittinggi dan memangkas waktu tempuh hingga 40 persen. Ini berarti produk-produk UMKM dan logistik antarwilayah bisa didistribusikan lebih cepat dan efisien.

“Dengan tol ini, konektivitas antarwilayah meningkat, distribusi logistik lancar, dan sektor wisata juga tumbuh karena aksesnya lebih mudah,” ujar Adjib menambahkan.

Catatan Redaksi 

Kendati tarif Tol Padang–Sicincin dinilai tinggi oleh sebagian masyarakat, Hutama Karya tetap menegaskan bahwa penetapan tarif telah melalui kajian teknis dan ekonomi. Proses diskusi masih berlangsung dan terbuka bagi masukan publik.

Kini, tantangan ke depan adalah bagaimana menjembatani antara aspek keekonomian proyek dengan kemampuan bayar pengguna jalan, terutama di daerah yang baru pertama kali mengoperasikan jalan tol.

Apakah tarif tersebut akan direvisi? Atau tetap diberlakukan sesuai rencana? Waktu dan dinamika sosial di lapangan akan menjadi penentunya.

(Mond)

#TolPadangSicincin #Infrastruktur #SumateraBarat