Breaking News

Pemerintah Siapkan Lelang 74 Blok Migas hingga 2028, Sasar Perusahaan Kelas Dunia

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung,

D'On, Jakarta
– Pemerintah Indonesia terus memacu eksplorasi dan produksi migas nasional guna mencapai target ambisius lifting minyak sebesar 1 juta barel per hari (BPH) pada tahun 2029. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan membuka lelang 74 Wilayah Kerja (WK) migas baru hingga tahun 2028. Tawaran ini ditujukan tidak hanya kepada pelaku usaha domestik, tetapi juga kepada perusahaan minyak dan gas berskala global yang memiliki rekam jejak panjang di industri energi dunia.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyusun agenda lelang migas besar-besaran dalam empat tahun ke depan. Lelang ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk menggenjot investasi hulu migas, yang diharapkan mampu menarik kembali minat perusahaan-perusahaan raksasa seperti Shell, Chevron, hingga TotalEnergies, yang sebelumnya sempat hengkang dari portofolio migas Indonesia.

“Untuk jangka panjang, kita akan melakukan lelang terhadap 74 wilayah kerja baru. Kita berikan ruang bagi kontraktor kerja sama baru, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk masuk dan mengelola wilayah kerja tersebut,” ujar Yuliot dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/7).

Optimisme Menuju 1 Juta Barel per Hari

Yuliot menyampaikan, hingga pertengahan tahun 2025 ini, realisasi lifting minyak nasional masih berkisar di angka 600.000 BPH. Artinya, dalam kurun waktu kurang dari lima tahun ke depan, Indonesia harus mampu meningkatkan produksi sebesar 400.000 BPH agar target 1 juta BPH bisa tercapai.

“Kita mengharapkan peningkatan produksi sekitar 400 ribu barel per hari sampai tahun 2029. Jadi ini bukan pekerjaan mudah, tapi bukan mustahil. Diperlukan strategi yang agresif namun realistis,” tegasnya.

Partisipasi perusahaan kelas dunia sangat diharapkan. Menurut Yuliot, perusahaan-perusahaan global yang memiliki pengalaman mengelola blok-blok migas di berbagai belahan dunia akan menjadi katalis penting dalam peningkatan produksi migas Indonesia.

“Kalau perusahaan-perusahaan super major ikut masuk, kita harapkan akan ada transfer teknologi, peningkatan efisiensi, dan percepatan eksplorasi-produksi,” tambahnya.

Rencana Lelang Bertahap: 2025 hingga 2029

Kementerian ESDM tidak hanya fokus pada angka, tetapi juga menyusun roadmap rinci soal jadwal dan mekanisme lelang. Dalam jangka pendek, yakni periode 2025–2026, pemerintah telah menyiapkan 63 blok migas untuk ditawarkan kepada investor.

Rincian Lelang 2025:

  • 20 blok migas akan dilelang.
    • 16 blok ditawarkan melalui skema penawaran langsung.
    • 4 blok melalui tender reguler.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Survei Geologi, Edy Slamet, dalam ajang IPA Convex 2025, yang menegaskan bahwa pemerintah memberi fleksibilitas kepada investor dalam memilih skema investasi yang sesuai dengan profil risiko dan modal mereka.

Rincian Lelang 2026:

  • 43 blok migas akan dibuka.
    • 23 blok melalui penawaran langsung.
    • 20 blok melalui tender reguler.

Di luar itu, pemerintah juga menyiapkan 24 kandidat blok tambahan untuk dilelang dalam rentang waktu 2027 hingga 2029. Jika keseluruhan rencana ini berjalan mulus, maka total 87 blok migas akan ditawarkan kepada publik, menjadikan ini sebagai salah satu lelang hulu migas terbesar dalam sejarah Indonesia.

Peluang dan Tantangan

Langkah strategis pemerintah membuka lelang besar-besaran ini tak lepas dari tantangan global di sektor energi. Ketidakpastian harga minyak, transisi energi ke energi terbarukan, serta persaingan investasi regional, menjadi tantangan nyata. Namun di sisi lain, Indonesia menawarkan potensi cadangan migas yang masih sangat besar, terutama di kawasan Indonesia Timur dan laut dalam (deepwater), yang sebagian besar belum tergarap optimal.

“Kita punya potensi besar, tapi harus dikemas dengan kebijakan fiskal dan perizinan yang menarik. Kalau kita bisa siapkan regulasi yang pro-investasi, maka perusahaan global pasti akan datang,” ungkap salah satu analis energi dari lembaga independen.

Pemerintah juga berkomitmen memperbaiki iklim investasi dengan mempercepat proses perizinan, menyederhanakan birokrasi, serta menawarkan skema kontrak kerja sama yang lebih fleksibel seperti Gross Split.

Jalan Panjang Menuju Ketahanan Energi

Dengan rencana lelang 74 blok migas hingga 2028, pemerintah menunjukkan keseriusan dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Upaya ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. Jika berhasil, bukan hanya target lifting 1 juta BPH yang tercapai, tetapi juga terbuka peluang peningkatan pendapatan negara, penciptaan lapangan kerja, hingga alih teknologi yang mendukung transformasi sektor energi nasional.

(Mond)

#KementerianESDM #Migas #Energi #Nasional