Dokter Marwan Al-Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, Gugur Bersama Keluarga dalam Serangan Udara Israel
Direktur RS Indonesia di Gaza Dokter Marwan Al Sultan (foto: dok MER-C)
D'On, Gaza — Dunia medis dan kemanusiaan kembali berduka. Seorang sosok pejuang kemanusiaan, Dr. Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, gugur bersama seluruh anggota keluarganya setelah kediaman mereka di kawasan Tal al-Hawa, sebelah barat daya Kota Gaza, dihantam serangan udara brutal oleh militer Israel pada Rabu (2/7).
Ledakan yang mengguncang kompleks perumahan padat itu bukan hanya merenggut nyawa seorang dokter yang telah mendedikasikan hidupnya bagi para korban perang, tetapi juga menewaskan delapan anggota keluarganya yang tinggal satu atap dengannya. Suara tangisan dan jeritan terdengar bersahut-sahutan, ketika para tetangga dan relawan kemanusiaan berusaha menyelamatkan korban dari puing-puing bangunan yang runtuh.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Dengan hati yang sangat berduka, kami sampaikan kabar wafatnya dr. Marwan Al-Sultan dan keluarganya. Mereka menjadi korban dalam serangan langsung ke rumah mereka di Gaza," ungkap seorang relawan lokal MER-C dalam pernyataan resminya yang disampaikan melalui akun Instagram MER-C Indonesia.
“Hati kami hancur. Tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan betapa dalamnya luka ini. Beliau bukan sekadar direktur rumah sakit—beliau adalah pahlawan yang memilih bertahan di tengah hujan bom demi melayani sesama,” tambahnya dengan nada emosional.
Pejuang Medis di Tengah Neraka Gaza
Dr. Marwan Al-Sultan dikenal sebagai dokter yang tak pernah meninggalkan posnya, bahkan ketika sebagian besar tenaga medis memilih evakuasi demi keselamatan diri. Ia adalah simbol keberanian, dedikasi, dan cinta kemanusiaan yang tulus. Di saat sebagian orang memilih mundur dari garis depan bencana kemanusiaan, Dr. Marwan justru maju, memimpin RS Indonesia—salah satu fasilitas kesehatan utama di Gaza yang dibangun atas dukungan rakyat Indonesia.
Selama bertahun-tahun, terutama sejak eskalasi konflik meningkat drastis pada akhir 2023, RS Indonesia menjadi tumpuan harapan terakhir bagi warga Gaza yang terluka, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia. Di bawah kepemimpinan Dr. Marwan, rumah sakit ini tetap berdiri tegak meski berkali-kali nyaris tak mampu beroperasi akibat blokade dan gempuran.
Rekan-rekan sejawat mengenalnya sebagai pribadi hangat, rendah hati, dan penuh semangat. Ia tidak hanya memimpin rumah sakit, tapi juga turun langsung menangani pasien, membalut luka, dan memberikan semangat hidup kepada korban perang yang putus asa.
Sembilan Nyawa Melayang, Gaza Kembali Berdarah
Menurut informasi dari sejumlah sumber lokal, total sembilan warga Palestina dinyatakan syahid dalam serangan yang menghancurkan rumah dr. Marwan. Sejumlah warga lainnya dilaporkan mengalami luka-luka dan saat ini tengah dirawat di fasilitas medis darurat yang semakin kewalahan menangani korban akibat serangan yang terus berlanjut.
Kawasan Tal al-Hawa sendiri selama beberapa pekan terakhir memang menjadi sasaran intensif militer Israel, yang disebut-sebut tengah mengincar tokoh-tokoh penting di wilayah Gaza. Namun, penargetan terhadap rumah sipil yang jelas-jelas dihuni keluarga non-kombatan kembali memicu kecaman internasional, terutama dari lembaga-lembaga kemanusiaan global.
Duka Indonesia, Duka Dunia
Kepergian Dr. Marwan tidak hanya menjadi kehilangan besar bagi rakyat Gaza, tetapi juga meninggalkan duka mendalam di hati rakyat Indonesia. MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), lembaga yang menginisiasi pendirian RS Indonesia di Gaza, mengaku kehilangan salah satu rekan terbaik dalam perjuangan kemanusiaan lintas batas.
"Semoga Allah SWT menerima amal ibadah dan pengorbanan beliau, serta menempatkan dr. Marwan dan keluarganya di tempat terbaik di sisi-Nya. Kepada keluarga besar Gaza, kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya," tulis perwakilan MER-C dalam unggahannya.
Warisan Tak Tergantikan
Meski nyawa telah terenggut, semangat perjuangan dr. Marwan akan terus hidup. RS Indonesia di Gaza adalah salah satu warisan nyata yang ditinggalkannya. Setiap nyawa yang terselamatkan di sana, setiap luka yang disembuhkan, adalah jejak pengabdian seorang dokter yang memilih tetap bertahan di medan perang demi kemanusiaan.
Kini, nama Marwan Al-Sultan bukan sekadar nama. Ia telah menjadi simbol pengabdian, martir kemanusiaan, dan wajah keberanian di tengah kehancuran Gaza.
(*)
#dr.Marwan Al-Sultan #AgresiIsrael #Internasional #MER-C