Datangi KPK, Menteri UMKM Maman Abdurrahman Angkat Suara: “Istri Saya Difitnah, Martabat Keluarga Kami Dipertaruhkan”
![]() |
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman tiba di kantor KPK RI, Jakarta, Jumat (4/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan |
D'On, Jakarta – Di tengah sorotan publik yang kian tajam, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, akhirnya angkat bicara. Dengan langkah mantap dan ekspresi serius, ia mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta Selatan, Jumat (4/7). Bukan untuk memenuhi panggilan pemeriksaan, melainkan atas inisiatif pribadi sebuah langkah yang ia sebut sebagai bentuk pembelaan terhadap harga diri keluarganya.
“Saya hadir di sini adalah sebagai sebuah bentuk pembelaan kehormatan kepada istri saya yang sudah direndahkan dan dilecehkan, bahkan difitnah,” tegas Maman dalam pernyataan yang disampaikannya di hadapan wartawan.
Langkah Menteri Maman ini tak lepas dari polemik yang mencuat beberapa hari terakhir, menyusul beredarnya surat dengan kop resmi Kementerian UMKM. Dalam surat itu tercantum agenda “Kunjungan Istri Menteri UMKM Republik Indonesia” ke sejumlah negara Eropa mulai dari Istanbul, Amsterdam, Brussels, hingga Milan. Tak hanya itu, surat tersebut juga ditujukan ke berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal (Konjen), yang isinya meminta dukungan pendampingan untuk istri Menteri UMKM dan rombongannya dalam kegiatan bertajuk “Misi Budaya”.
Perjalanan itu disebut akan berlangsung selama 14 hari, dari 30 Juni hingga 14 Juli 2025. Publik pun mempertanyakan sumber dana perjalanan tersebut, bahkan menuding penggunaan fasilitas negara oleh pihak keluarga menteri.
Namun Maman menepis keras tudingan itu. Ia menegaskan, tidak ada satu rupiah pun dana negara yang digunakan istrinya selama perjalanan ke luar negeri tersebut.
“Ini terkait isu bahwa keluarga saya menggunakan fasilitas negara, mulai dari transportasi, penginapan, dan lain sebagainya. Saya konfirmasi langsung kepada KPK, tidak ada sedikit pun pengaduan terkait hal ini. Dan saya datang lebih dulu ke sini, karena saya ingin tradisi positif seperti ini dibangun: keterbukaan,” katanya.
Maman menjelaskan, dokumen yang diserahkannya ke KPK adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai pejabat negara sekaligus kepala keluarga. Ia menampik keras bahwa kunjungan sang istri menggunakan jalur kekuasaan.
“Tidak ada fasilitas negara, tidak ada pengawalan, tidak ada bantuan logistik apa pun. Bahkan ke bandara pun, istri saya datang sendiri. Tidak dijemput siapa-siapa. Semua dilakukan secara mandiri,” tegasnya.
Lebih jauh, Maman mengungkap bahwa isu ini bukan hanya menyentuh ranah politik atau birokrasi, melainkan telah menyentuh titik paling sensitif dalam hidupnya—martabat keluarga.
“Bagi saya, tidak ada gunanya saya sebagai menteri kalau tidak mampu menjaga kehormatan istri saya sendiri. Itu bukan hanya tentang perasaan, itu soal prinsip dan harga diri,” ujarnya dengan suara bergetar.
Dalam nada yang lebih pribadi, ia juga menyinggung dampak psikologis yang dialami anaknya akibat isu ini. Sang anak, menurutnya, mulai mempertanyakan berita-berita yang beredar dan merasa kebingungan.
“Anak saya sudah mulai bisa membaca. Dia bertanya-tanya. Ini menyakitkan. Ini menyentuh titik paling dalam sebagai ayah. Saya ingin jadi contoh bagi anak saya, bahwa ayahnya berdiri membela ibunya di saat kehormatan keluarganya dipertaruhkan,” kata Maman.
Ia mengaku kehadirannya di KPK dilakukan secara terbuka dan di hadapan media sebagai bentuk tanggung jawab moral, sekaligus menunjukkan bahwa dirinya tidak menyembunyikan apa pun.
“Hadirnya saya di KPK ini adalah iktikad baik. Saya datang dengan tenang, tidak ada rasa takut karena saya tahu bahwa semua ini dilakukan dengan bersih dan murni. Lillahi Ta’ala, tidak ada fasilitas siapa pun yang dipakai,” ucapnya mantap.
Maman menutup pernyataannya dengan harapan agar polemik ini segera dihentikan. Ia meminta publik, terutama para penyebar informasi, agar lebih berhati-hati dalam menuding dan menyeret keluarga dalam pusaran fitnah.
“Jangan jadikan keluarga kami korban. Kami bisa berbeda pendapat di politik, tapi jangan rendahkan dan lecehkan istri saya. Ini sudah soal marwah keluarga,” tutupnya.
Catatan Redaksi:
Kunjungan keluarga pejabat negara ke luar negeri kerap menjadi sorotan, terlebih ketika disertai penggunaan fasilitas negara. Namun transparansi seperti yang dilakukan Menteri UMKM ini juga menjadi hal penting dalam membangun kepercayaan publik. Tetap diperlukan verifikasi lebih lanjut agar persoalan ini tak berhenti pada klaim semata, melainkan terang benderang berdasarkan fakta.
(K)
#MamanAbdurrahman #KPK #Nasional #MenteriUMKM