Normalisasi Butuh Waktu: Infrastruktur PDAM Padang Dihantui Peninggalan Zaman Belanda
Ilustrasi
D'On, Padang — Rabu dini hari (18/6), di Kompleks Permata Surga, Kecamatan Nanggalo, suasana rumah tangga terasa berbeda. Ketika Hendra E. terbangun untuk mempersiapkan rutinitas pagi, keran dapurnya hanya mengeluarkan suara desis pelan. Tak setetes pun air menetes. Air mati total.
Ayah dua anak itu tidak sendiri. Di sejumlah kawasan Kota Padang, puluhan pelanggan Perumda Air Minum (PDAM) mengalami hal serupa. Tak ada air yang mengalir di kamar mandi, dapur, bahkan toren mereka perlahan-lahan mengering. Krisis kecil dalam kehidupan sehari-hari, namun sangat terasa.
Usut punya usut, sumber masalahnya bukanlah bencana alam atau sabotase, melainkan sebuah fakta sederhana namun serius: pipa tua yang sudah rapuh termakan usia. Sejumlah jaringan perpipaan milik Perumda Air Minum Kota Padang ternyata merupakan warisan dari era kolonial Belanda. Pipa-pipa ini masih aktif mengalirkan air hingga kini, tanpa pernah diganti atau diremajakan secara menyeluruh karena keterbatasan anggaran.
Lubuk Minturun: Titik Kebocoran yang Menghentikan Aliran
Humas Perumda Air Minum Kota Padang, Adhie Zen, menjelaskan bahwa terhentinya pasokan air kepada pelanggan pada Rabu (18/6) disebabkan oleh kebocoran di salah satu titik pipa tua, tepatnya di kawasan Lori, Lubuk Minturun.
“Tim teknis kami langsung melakukan perbaikan begitu laporan masuk. Proses perbaikan rampung pada Kamis (19/6) dini hari. Namun, distribusi air tidak serta-merta langsung normal,” ujar Adhie kepada media.
Mengapa Air Tidak Langsung Mengalir?
Meskipun perbaikan fisik pipa telah selesai, ada satu tahapan penting yang tidak bisa dilompati: proses normalisasi aliran air. Ini bukan sekadar menyalakan kembali pompa atau membuka keran utama. Menurut Adhie, pipa-pipa yang sebelumnya kosong akibat penghentian aliran, telah terisi udara selama proses perbaikan berlangsung.
“Ruang kosong yang seharusnya diisi air telah ditempati oleh udara. Udara ini bisa menciptakan hambatan tekanan air dan menyebabkan suplai tidak stabil,” jelasnya.
Normalisasi bukan sekadar proses teknis, melainkan tahapan krusial untuk mengembalikan tekanan air dan mengeluarkan udara yang terperangkap. PDAM menggunakan sistem air valve — semacam katup pelepas tekanan — untuk melepaskan angin dari dalam pipa agar aliran bisa kembali lancar dan stabil.
Namun proses ini tidak instan. Dibutuhkan waktu beberapa jam, bahkan lebih, tergantung pada kondisi jaringan di wilayah terdampak. Hal inilah yang menyebabkan sebagian pelanggan baru bisa menikmati air bersih kembali keesokan harinya, seperti yang dialami Hendra E.
“Alhamdulillah, air hidup lagi sekitar pukul 08.00 pagi tadi (Kamis, 19/6). Sehari tanpa air, susah juga. Tapi yang penting sekarang sudah mengalir kembali,” ucapnya dengan nada lega.
Warisan yang Menjadi Beban
Kasus ini bukan yang pertama, dan tampaknya belum akan menjadi yang terakhir. Sistem perpipaan PDAM Padang adalah potret infrastruktur tua yang beroperasi di luar batas usia teknis. Tanpa anggaran yang cukup untuk revitalisasi menyeluruh, risiko kebocoran, penghentian distribusi, dan gangguan normalisasi akan terus menghantui.
Adhie Zen menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya maksimal dengan sumber daya yang tersedia. Tim teknis selalu siaga dan bergerak cepat saat terjadi kerusakan. Namun, ia juga mengimbau pelanggan untuk memahami kondisi ini dan mendukung program pembenahan infrastruktur jangka panjang.
“Kami paham betapa pentingnya air bersih bagi masyarakat. Tapi kami juga berharap ada dukungan bersama, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat, agar peremajaan jaringan bisa dipercepat,” ujarnya.
Menuju Solusi Jangka Panjang
Perumda Air Minum Kota Padang sedang menyiapkan rencana strategis jangka panjang untuk mengganti jaringan pipa-pipa tua secara bertahap. Namun proyek ini membutuhkan anggaran besar dan koordinasi lintas lembaga.
Di tengah tantangan tersebut, normalisasi air yang sempat mati sehari mungkin terlihat sepele. Namun, di balik peristiwa itu tersembunyi realitas infrastruktur yang sudah terlalu lama menunggu pembaruan.
(Mond)
#PerumdaAirMinum #Padang