Nongkrong Kreatif Pantai Padang: Ketika Laut, Budaya, dan Generasi Muda Bersinergi
D'On, Padang – Sabtu malam yang biasanya tenang di kawasan Pujasera Pantai Padang berubah menjadi panggung semarak penuh warna. Di bawah sinar lampu yang memantul di permukaan laut dan semilir angin yang lembut, ratusan warga berkumpul menyaksikan pertunjukan budaya dalam gelaran "Nongkrong Kreatif", sebuah inisiatif segar yang tidak hanya menghibur, tapi juga sarat makna.
Di medan nan bapaneh, area terbuka yang sengaja didesain sebagai ruang ekspresi publik, deretan penampil silih berganti mengisi malam dengan suguhan seni yang hidup. Komunitas Pemusik Jalanan (KPJ) membuka acara dengan irama musik yang hangat dan akrab di telinga masyarakat. Namun, sorotan utama malam itu datang dari para siswa SDN 31 Jati Tanah Tinggi dan SMPN 8 Padang yang dengan penuh percaya diri membawakan seni pertunjukan khas Minangkabau. Dari tarian tradisional hingga drama pendek berbahasa Minang, penampilan mereka berhasil menyihir penonton.
Lebih dari sekadar hiburan, acara ini menjadi simbol kuat bagaimana budaya lokal, pendidikan, dan pariwisata dapat dirajut menjadi satu napas yang saling menghidupi.
Revitalisasi Ruang Publik Melalui Seni
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, yang hadir langsung malam itu, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari visi besar Pemko Padang dalam melestarikan kekayaan budaya Minangkabau sekaligus menggairahkan sektor pariwisata lokal.
“Kita ingin Padang bukan sekadar kota persinggahan, tapi tujuan utama. Salah satu daya tarik kuatnya adalah budaya. Lewat Nongkrong Kreatif, kita membuka ruang agar warga dan wisatawan bisa merasakan langsung denyut budaya itu,” ujarnya didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Yudi Indra Syani.
Menurutnya, selama ini banyak potensi seni anak-anak sekolah yang belum mendapatkan panggung yang layak. Melalui inisiatif ini, implementasi muatan lokal (mulok) keminangkabauan tak lagi hanya berhenti di ruang kelas, tetapi mengalir hingga ke ruang publik yang bisa dinikmati masyarakat luas.
“Anak-anak kita beri kesempatan tampil di luar pagar sekolah. Ini penting untuk pembentukan karakter, kepercayaan diri, dan kebanggaan terhadap identitas budaya mereka,” tambah Maigus.
Menata Wisata, Membangun Identitas Kota
Program Nongkrong Kreatif ini tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari rangkaian besar yang dicanangkan Pemko Padang, termasuk penataan kawasan wisata Pantai Padang, Kota Tua, dan Pasar Raya. Salah satu terobosan yang tengah dirancang adalah menghadirkan alun-alun kota permanen di sekitar air mancur Pasar Raya yang akan dilengkapi dengan panggung seni.
“Di sana akan ada panggung permanen. Setiap akhir pekan, akan ada pertunjukan dari siswa secara bergiliran. Ini bukan hanya ruang tampil, tapi ruang tumbuh bagi generasi muda,” ujarnya penuh semangat.
Langkah ini diharapkan mampu menyulap wajah kota menjadi lebih ramah budaya, sekaligus mendorong lonjakan kunjungan wisatawan yang mencari pengalaman autentik.
Mengangkat UMKM, Menghidupkan Ekonomi Rakyat
Namun dampak dari Nongkrong Kreatif tidak hanya dirasakan di ranah budaya dan pendidikan. Lokasi kegiatan yang dipusatkan di Pujasera Pantai Padang, yang juga menjadi kantong pelaku usaha mikro, memberi efek domino yang signifikan bagi sektor ekonomi.
Warung-warung makanan khas, pedagang kerajinan tangan, hingga penjual minuman tradisional tampak sibuk melayani pengunjung. Malam itu, ekonomi kerakyatan benar-benar berdenyut.
Melina, salah seorang pengunjung yang datang bersama keluarganya, menyambut baik kegiatan ini.
“Saya senang anak-anak bisa tampil di depan umum. Itu pengalaman berharga. Tapi saya juga lihat banyak UMKM yang kebanjiran pembeli. Ini kegiatan yang benar-benar membawa manfaat luas,” katanya.
Padang Balomba: Kreativitas yang Kompetitif
Salah satu aspek menarik dari program ini adalah "Padang Balomba", sebuah inisiatif kompetisi kreatif yang menyasar siswa SD dan SMP di seluruh Kota Padang. Melalui format digital, setiap penampilan seni direkam dan dipublikasikan ke platform daring. Karya dengan jumlah penonton (views) terbanyak akan mendapatkan penghargaan.
“Ini bentuk motivasi. Tidak semua anak bisa jadi juara di atas panggung, tapi mereka bisa berlomba secara digital. Konten mereka bisa viral, dan itu jadi kebanggaan sekolah maupun orang tua,” kata Maigus.
Pada gelaran perdana ini saja, antusiasme luar biasa terlihat dari tingginya jumlah penonton dan apresiasi warga. Ke depan, Pemko berencana mengikutsertakan lebih dari 200 SD dan 100 SMP dalam jadwal tampil bergiliran.
Menuju Kota yang Dirindukan
Program ini tidak berhenti di satu titik. Pantai Cimpago, Muaro Lasak, dan titik-titik strategis lainnya juga telah disiapkan sebagai lokasi lanjutan panggung permanen. Visi besar yang dibawa Pemko Padang adalah menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata budaya dan keluarga, tempat di mana anak-anak bisa tumbuh dengan kebanggaan, pelaku UMKM bisa berkembang, dan wisatawan bisa jatuh cinta.
Padang tengah menata masa depannya dengan budaya sebagai fondasi, dan anak-anak sebagai penjaga obornya.
(Mond)
#Padang #NongkrongKreatif