Misteri Perampokan Tragis di Lampung: Sopir Travel Tewas Mengenaskan, Mobil Ditemukan Tanpa Pelat Nomor
Polisi memeriksa lokasi penemuan sopir travel yang tewas di Jati Agung, Lampung, Minggu 29 Juni 2025.
D'On, Lampung Selatan — Sebuah kasus kejahatan sadis mengguncang warga Lampung Selatan. Seorang sopir travel ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di bawah Jembatan Kota Baru, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Minggu pagi (29/6/2025). Pria malang itu belakangan diketahui bernama Arika Arwin (38), warga Kabupaten Lampung Utara.
Mayat Arika ditemukan dalam posisi telungkup di semak-semak, dengan darah mengucur dari hidung dan luka robek menganga di bagian dahi kiri. Lebih mengerikan lagi, hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya bekas jeratan di leher, memperkuat dugaan bahwa ia menjadi korban pembunuhan sadis dalam aksi perampokan.
Warga Desa Gedung Agung geger saat mengetahui adanya sosok tubuh manusia yang tergeletak tak bernyawa di bawah jembatan. Polisi yang segera datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengumpulkan bukti-bukti awal sebelum akhirnya membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk diautopsi.
Mobil Raib, Ditemukan di Lokasi Mencurigakan
Kecurigaan polisi soal dugaan perampokan segera terbukti. Mobil milik korban, Toyota Agya warna silver, hilang dari tempat kejadian. Mobil itu baru ditemukan sehari kemudian, Senin siang (30/6/2025), dalam kondisi mencurigakan: terparkir tanpa pelat nomor kendaraan di halaman sebuah bangunan kosong bekas taman kanak-kanak di komplek Perumahan Bukit Kencana, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung.
Lokasi penemuan mobil menambah misteri dalam kasus ini. Bangunan tua yang tak lagi berpenghuni itu sering dianggap sepi dan jarang dilalui warga, menjadikannya lokasi strategis bagi pelaku untuk “menyembunyikan” barang bukti.
Menurut Hermanto (33), seorang satpam perumahan, mobil tersebut pertama kali terlihat pada Minggu sore, hanya beberapa jam setelah mayat korban ditemukan. “Seorang pria tak dikenal yang mengendarainya. Tapi sejak itu tidak terlihat lagi. Karena mobil itu masih ada sampai Senin pagi, saya langsung lapor ke petugas Bhabinkamtibmas,” ujarnya.
Rekaman CCTV sempat menangkap momen mobil masuk ke dalam komplek, namun wajah pelaku tidak tampak jelas, karena pencahayaan yang minim dan posisi kamera yang kurang optimal.
Polisi Kerahkan Tim Resmob dan Inafis, Pelaku Masih Buron
Tim Reserse Mobile (Resmob) Polda Lampung yang dikerahkan sejak hari pertama kejadian, berhasil melacak keberadaan kendaraan korban. Sementara itu, Tim Inafis Polresta Bandar Lampung telah melakukan pemeriksaan intensif terhadap lokasi penemuan mobil, namun garis polisi yang dipasang membatasi akses untuk publik. Hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai temuan forensik dari dalam kendaraan tersebut.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, menyampaikan bahwa kuat dugaan korban tewas akibat aksi pencurian dengan kekerasan. “Kami menduga korban mengalami pencurian yang disertai kekerasan, yang berujung pada kematian,” tegasnya saat memberikan keterangan pers, Senin (30/6/2025).
Ia juga mengungkap adanya luka jeratan di leher korban, sebuah tanda yang kerap ditemukan pada korban yang dibunuh dengan teknik mencekik atau dicekik menggunakan tali atau alat sejenis. Namun, penyebab pasti kematian masih menunggu hasil autopsi resmi dari RS Bhayangkara.
Jenazah Dipulangkan, Keluarga Minta Keadilan
Senin petang, jenazah Arika telah selesai diautopsi dan diserahkan kepada keluarga di Lampung Utara. Suasana haru menyelimuti proses pemulangan dan pemakaman korban. Keluarga korban berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.
“Kami tidak menyangka, Arika pergi mencari nafkah tapi pulang tinggal nama,” ujar salah satu anggota keluarga dengan suara bergetar.
Misteri Masih Menggantung
Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap siapa pelaku di balik tragedi ini, serta apa motif sebenarnya—apakah murni perampokan atau ada unsur lain yang lebih dalam. Beberapa saksi telah dimintai keterangan, termasuk warga perumahan yang sempat melihat kendaraan korban.
Kasus ini menambah panjang daftar kekerasan terhadap sopir travel, yang kerap menjadi sasaran empuk karena mereka membawa penumpang dan kendaraan sendirian, sering menempuh perjalanan malam, serta berinteraksi dengan penumpang yang tidak selalu dikenal.
Kepolisian mengimbau masyarakat, khususnya para pengemudi transportasi pribadi dan travel, untuk lebih waspada dan berhati-hati saat menerima penumpang terutama di malam hari atau saat berada di area terpencil.
(Mond)
#Perampokan #Kriminal