Operasi Senyap di Pegunungan Aceh: 12 Ton Ganja Dimusnahkan dari Ladang Tersembunyi
D'On, Aceh Besar — Hamparan hijau di perbukitan Aceh Besar yang tampak tenang dari kejauhan menyimpan rahasia kelam: ladang ganja seluas 3 hektare, tersembunyi di balik rimbunnya vegetasi. Dalam sebuah operasi terpadu yang berlangsung penuh kehati-hatian, Direktorat Bea Cukai Banda Aceh bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) memusnahkan lebih dari 12 ton ganja basah yang ditanam rapi di dua titik lokasi pegunungan, mengakhiri jejak produksi narkotika di jantung hutan Aceh.
Operasi yang berlangsung pada Kamis, 24 April 2025 ini bukanlah penggerebekan biasa. Tim gabungan yang terdiri dari 158 personel, termasuk aparat BNN pusat dan daerah, Satpol PP, Kejaksaan Tinggi Aceh, Bea Cukai, Dinas Pertanian dan Dinas Kehutanan, harus menyusuri medan berat, menyusup ke wilayah yang sulit dijangkau, untuk mencapai titik target. Ladang-ladang tersebut ditemukan berkat teknologi canggih milik Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang melakukan patroli udara menggunakan pesawat tanpa awak (drone).
Dua Ladang, Dua Cerita
Lokasi pertama berada di Desa Maheng, Kecamatan Kuta Cot Glie, pada ketinggian 224 meter di atas permukaan laut. Di lahan seluas dua hektare, petugas menemukan sekitar 15.000 batang pohon ganja dengan tinggi bervariasi, antara 50 hingga 250 sentimeter. Tanaman-tanaman ini ditanam dengan jarak antar pohon sekitar satu meter, menunjukkan bahwa pengelolaan ladang dilakukan secara terorganisir dan profesional. Dari titik ini saja, tim berhasil menyita sekitar 7,5 ton ganja basah.
Sementara itu, lokasi kedua ditemukan di Desa Mesalee, Kecamatan Indrapuri, di ketinggian 172 meter. Meski luas ladangnya hanya setengah dari yang pertama sekitar satu hektare tim tetap menemukan 9.500 batang pohon ganja, dengan tinggi antara 100 hingga 250 sentimeter, ditanam rapat dengan jarak sekitar 50 sentimeter. Dari lokasi ini, sebanyak 4,5 ton ganja basah berhasil diamankan dan dimusnahkan di tempat.
Teknologi dan Kolaborasi
Penemuan ladang ini merupakan hasil integrasi teknologi penginderaan jauh dan kerja intelijen terkoordinasi. BIG dan BRIN mendeteksi pola vegetasi tidak biasa dari udara, memicu alarm awal adanya kemungkinan tanaman ilegal. Hasil deteksi itu kemudian dikonfirmasi dan direspons cepat oleh Bea Cukai dan BNN.
Menurut Muhammad Arafiq, Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Banda Aceh, operasi ini adalah bagian dari upaya sistematis untuk menekan peredaran narkotika di wilayah perbatasan dan daerah-daerah rawan Aceh. “Kami berharap pemusnahan ini mampu menjadi peringatan tegas bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya dalam siaran resmi yang dikutip pada Jumat, 2 Mei 2025.
Menembus Akar Permasalahan
Operasi ini juga menyiratkan tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah dan aparat dalam memerangi peredaran narkotika di Aceh. Ladang ganja tidak lagi tumbuh sembarangan, melainkan diatur dengan strategi, dipelihara secara sistematis, dan berada di lokasi yang sengaja dipilih karena sulit dijangkau. Ini menunjukkan bahwa aktor di balik aktivitas ini bukan pemain kecil, melainkan bagian dari jaringan dengan kapasitas logistik dan pengetahuan geografis yang kuat.
Dengan dimusnahkannya lebih dari 12 ton ganja dari ladang-ladang tersembunyi tersebut, tim gabungan telah menghentikan potensi distribusi puluhan ribu paket narkotika ke berbagai daerah di Indonesia. Namun seperti yang ditegaskan banyak pihak, perang melawan narkoba adalah perjuangan panjang dan operasi seperti ini hanyalah salah satu bab dari kisah yang belum selesai.
(Mond)
#LadangGanja #Narkoba #BNN #BeaCukai