10 Negara dengan Permukiman Kumuh Terbesar di Dunia: Indonesia Masuk 5 Besar, Potret Kesenjangan yang Mencekam
Permukiman Kumuh di jakarta
Dirgantaraonline – Di balik kilau gedung pencakar langit dan geliat ekonomi yang tampak menjanjikan, dunia tengah menghadapi krisis diam-diam: pertumbuhan pesat permukiman kumuh yang tersebar di jantung kota-kota besar. Sekitar 800 juta jiwa hidup di lingkungan dengan kondisi yang jauh dari layak tanpa akses sanitasi yang memadai, air bersih, atau infrastruktur dasar yang semestinya menjadi hak setiap manusia.
Permukiman kumuh, sebagaimana didefinisikan oleh UN-Habitat, adalah wilayah dengan kepadatan penduduk sangat tinggi, bangunan tempat tinggal yang tidak memenuhi standar, serta minimnya akses terhadap layanan publik dasar seperti air bersih, sanitasi, listrik, dan pendidikan. Keberadaannya adalah potret nyata dari kesenjangan sosial yang terus melebar di tengah derasnya arus urbanisasi global.
Laporan terkini dari UN-Habitat, Bank Dunia, dan Worldometer (populasi 2025) mengungkap fakta mencengangkan: sejumlah negara berkembang tengah bergulat dengan lonjakan populasi urban yang tidak diimbangi pembangunan infrastruktur dan penyediaan perumahan layak huni.
Berikut ini adalah 10 negara dengan populasi terbesar yang tinggal di permukiman kumuh bukan berdasarkan persentase, melainkan jumlah absolut yang memberikan gambaran lebih gamblang tentang skala krisis yang sedang terjadi:
1. India – 262 Juta Jiwa di Permukiman Kumuh
- Populasi Nasional: 1,46 miliar
- Krisis yang Terjadi: Di tengah statusnya sebagai negara terpadat di dunia, India menghadapi tantangan urbanisasi ekstrem. Kota-kota seperti Mumbai, Delhi, dan Kolkata dipenuhi area kumuh seperti Dharavi—salah satu yang terbesar di Asia.
- Akar Masalah: Migrasi besar-besaran dari desa ke kota, harga tanah yang melambung, dan ketimpangan ekonomi yang mengakar kuat.
2. Nigeria – 64 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 237,5 juta
- Realita Pahit: Lagos, Ibadan, dan Kano menjadi saksi tumbuhnya wilayah kumuh yang padat dan penuh risiko kesehatan.
- Tantangan: Ledakan populasi perkotaan yang tak terkendali dan lemahnya tata kelola perumahan publik.
3. Bangladesh – 41 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 175,7 juta
- Fenomena: Kawasan kumuh di Dhaka meluas setiap tahun akibat bencana banjir, kemiskinan struktural, dan kurangnya alternatif hunian bagi warga berpenghasilan rendah.
4. Pakistan – 40 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 255,2 juta
- Kondisi: Kota-kota seperti Karachi dan Lahore dipenuhi pemukiman informal yang berkembang liar akibat ketidaksiapan pemerintah dalam menampung ledakan penduduk perkotaan.
5. Indonesia – 33 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 285 juta
- Gambaran Nyata: Jakarta, Surabaya, dan Medan memiliki kawasan kumuh yang sangat kontras dengan hunian elit di sekitarnya. Kanal yang dipenuhi limbah, rumah semi permanen di bantaran sungai, serta akses sanitasi yang minim menjadi ciri khasnya.
- Faktor Penyebab: Urbanisasi cepat, mahalnya harga rumah, dan lemahnya regulasi perumahan rakyat.
- Catatan Penting: Meski pemerintah gencar melakukan program "penataan kawasan kumuh", angka ini menunjukkan tantangan yang masih jauh dari selesai.
6. Brasil – 32 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 212,8 juta
- Fakta Lapangan: 'Favelas' di Rio de Janeiro dan São Paulo menjadi simbol kesenjangan sosial yang kronis di negara ini.
- Risiko: Kekerasan, narkoba, dan kurangnya pelayanan publik memperparah situasi di kawasan ini.
7. Republik Demokratik Kongo – 31 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 112,8 juta
- Kondisi: Konflik bersenjata dan instabilitas politik turut memperparah penyebaran permukiman informal tanpa layanan dasar.
8. Ethiopia – 22 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 135,5 juta
- Situasi: Addis Ababa dipenuhi oleh permukiman yang dibangun tanpa izin dan tanpa perencanaan tata kota yang jelas.
9. Filipina – 21 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 115 juta
- Kawasan Rawan: Tepi pantai dan bantaran sungai di Manila menjadi tempat tumbuhnya kawasan kumuh yang rentan terhadap bencana alam.
10. Kenya – 10 Juta Jiwa
- Populasi Nasional: 57,5 juta
- Sorotan: Kibera di Nairobi dikenal sebagai salah satu kawasan kumuh terbesar di Afrika. Meskipun ada upaya revitalisasi, kondisi masih sangat memprihatinkan.
Urbanisasi Tanpa Perencanaan = Bom Waktu Sosial
Daftar ini bukan sekadar statistik melainkan peringatan keras bagi dunia. Urbanisasi tanpa perencanaan matang telah menciptakan bom waktu sosial di berbagai belahan dunia. Dari Asia hingga Afrika, jutaan manusia terjebak dalam lingkaran kemiskinan struktural yang diwariskan lintas generasi.
Permukiman kumuh bukan hanya masalah perumahan, tetapi juga soal hak asasi, keadilan sosial, dan pembangunan berkelanjutan. Tanpa kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil, kota-kota akan terus tumbuh, tapi dengan luka yang dalam dan tak semua orang merasakan manfaatnya.
Sumber:
- UN-Habitat Global Report on Human Settlements
- World Bank Urban Development Data
- Worldometer Population Estimates 2025
#PermukimanKumuh #Kemiskinan #Indonesia