Breaking News

Walhi Sumbar Desak Polri Bersihkan Jajaran dari Penjahat Lingkungan

Provost mengawal tersangka AKP Dadang Iskandar saat konferensi pers di Mapolda Sumatera Barat, Padang, Sabtu (23/11/2024).
 (Dok: Iggoy/Antara)


D'On, Sumatera Barat –
Tragedi memilukan yang menimpa Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar, menjadi sorotan tajam organisasi lingkungan hidup nonpemerintah, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Penembakan yang dilakukan oleh rekannya sesama anggota Polri, Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, pada Jumat dini hari (22/11/2024), dianggap sebagai bukti nyata adanya oknum di tubuh Polri yang melindungi praktik kejahatan lingkungan.

Momentum Bersih-Bersih Polri

Plt Direktur Walhi Sumatera Barat, Abdul Aziz, menegaskan bahwa kasus ini harus menjadi alarm bagi Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk menindak tegas anggotanya yang terlibat dalam kejahatan lingkungan.

"Kasus ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh pelaku kejahatan lingkungan di Indonesia, bahkan sampai menembus institusi kepolisian. Kapolri harus menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk membersihkan tubuh Polri dari para pelindung tambang ilegal," ujar Abdul Aziz di Padang, Minggu (24/11/2024).

Menurutnya, Polri memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan keberpihakan kepada hukum dan lingkungan dengan memecat serta menghukum setiap anggota yang terbukti melindungi atau terlibat dalam aktivitas ilegal seperti tambang galian C.

Tragedi Penembakan yang Mengguncang

Peristiwa tragis itu terjadi pada Jumat dini hari, pukul 00.43 WIB, di lingkungan Mapolres Solok Selatan. Berdasarkan informasi yang beredar, AKP Dadang Iskandar diduga melampiaskan amarahnya kepada AKP Ulil setelah Ulil berhasil menangkap pelaku tambang ilegal di wilayah tersebut.

Dadang, yang diduga memiliki hubungan erat dengan pelaku tambang galian C, mengambil langkah ekstrem dengan menembak Ulil sebanyak dua kali. Peluru yang dilepaskan dari senjata Dadang menghantam pelipis dan pipi Ulil, menembus hingga tengkuknya. Kejadian ini membuat Ulil meninggal dunia di tempat, meninggalkan duka mendalam bagi institusi kepolisian dan keluarganya.

Walhi Sumbar menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya AKP Ulil yang dikenal sebagai sosok berintegritas dalam menjalankan tugasnya. Namun, di balik tragedi ini, Abdul Aziz mengingatkan bahwa kejadian tersebut menjadi gambaran nyata bagaimana pelaku kejahatan lingkungan sering kali memiliki kekuatan besar yang sulit dilawan, bahkan oleh aparat penegak hukum sekalipun.

"Bahkan di lingkungan Mapolres, Kasat Reskrim yang menegakkan hukum bisa dihabisi oleh rekannya sendiri yang diduga menjadi bagian dari kejahatan tambang. Ini bukti nyata betapa kuatnya cengkeraman kekuatan ilegal di Indonesia," katanya tegas.

Tambang Ilegal dan Kepentingan Gelap

Tambang galian C di Solok Selatan bukanlah isu baru. Wilayah ini telah lama menjadi salah satu pusat aktivitas tambang ilegal yang merusak lingkungan dan menciptakan ketegangan sosial. Praktik tambang yang tidak terkontrol tersebut tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga melibatkan oknum-oknum yang memiliki kepentingan besar dalam menjaga keberlanjutan aktivitas ilegal tersebut.

Peristiwa penembakan ini membuka tabir gelap bagaimana praktik tambang ilegal tidak hanya melibatkan pelaku di lapangan, tetapi juga oknum aparat yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam penegakan hukum.

Desakan Walhi untuk Aksi Konkret

Abdul Aziz mendesak Polri untuk tidak hanya menyelesaikan kasus ini secara internal, tetapi juga menjadikannya sebagai momentum besar untuk menunjukkan keberpihakan kepada lingkungan hidup dan masyarakat yang terdampak.

"Polri harus memberikan contoh yang nyata kepada masyarakat bahwa hukum adalah panglima tertinggi. Tidak ada tempat bagi penjahat lingkungan, apalagi di tubuh kepolisian," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa penindakan terhadap tambang ilegal harus dilakukan secara serius dan menyeluruh, melibatkan semua pihak yang berwenang, termasuk penegak hukum, pemerintah daerah, dan masyarakat sipil.

Tantangan Penegakan Hukum di Masa Depan

Kasus ini mengingatkan kita pada tantangan besar yang dihadapi dalam penegakan hukum di Indonesia, khususnya dalam sektor lingkungan hidup. Korupsi, konflik kepentingan, dan lemahnya pengawasan menjadi akar masalah yang harus diberantas secara serius jika ingin menciptakan keadilan dan keberlanjutan.

Tragedi yang menimpa AKP Ryanto Ulil Anshar adalah pengingat bahwa perjuangan melawan kejahatan lingkungan bukanlah hal mudah. Namun, dengan komitmen dan keberanian dari semua pihak, termasuk reformasi di tubuh Polri, harapan untuk melindungi lingkungan dan menegakkan keadilan tetap bisa diperjuangkan.

(Mond)

#Walhi #SumateraBarat #PolisiTembakPolisi