Breaking News

Perbedaan Penetapan Iduladha: Mengapa Indonesia dan Arab Saudi Berbeda?

Ilustrasi 

D'On, Yogyakarta,-
Pada tahun ini, perbedaan penetapan Iduladha antara Indonesia dan Arab Saudi sekali lagi menarik perhatian. Fenomena ini bukanlah hal baru, namun, setiap tahunnya, pola perbedaan ini terus berubah, menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam.

Pada tahun 2024, perbedaan kriteria penentuan awal bulan antara Muhammadiyah, pemerintah Indonesia, dan Arab Saudi menjadi penyebab utama perbedaan ini. Muhammadiyah menetapkan 29 Zulqa'dah 1445 H jatuh pada Kamis (6/6/2024), sedangkan pemerintah Indonesia satu hari lebih lambat, yaitu Jumat (7/6/2024). Sementara itu, Arab Saudi menetapkan awal Zulqa'dah sama dengan Muhammadiyah.

Namun, perbedaan tidak hanya terbatas pada awal bulan Zulqa'dah. Metode penentuan Iduladha juga berbeda, dengan Muhammadiyah dan pemerintah Indonesia menggunakan kriteria Wujudul Hilal, sedangkan Arab Saudi menggunakan metode hisab yang mirip dengan Muhammadiyah.

Dampak dari perbedaan ini juga dirasakan dalam pelaksanaan puasa Arafah dan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Idealnya, waktu puasa dan wukuf di Arafah dilakukan secara bersamaan, namun dengan perbedaan penetapan awal bulan, hal ini menjadi sulit diwujudkan.

Solusi yang diusulkan untuk mengatasi perbedaan ini adalah adopsi Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT), yang memiliki prinsip satu hari untuk seluruh dunia. Dengan KHGT, umat Islam di seluruh dunia dapat merayakan hari-hari besar Islam secara serempak, memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam di berbagai belahan dunia.

Perbedaan penetapan Iduladha antara Indonesia dan Arab Saudi merupakan cerminan dari kompleksitas dalam menentukan awal bulan dalam kalender Hijriyah, dan menyoroti pentingnya harmonisasi dalam penetapan waktu untuk keperluan ibadah umat Islam secara global.

(Mond)

#IdulAdha2024 #PerbedaanIdulAdha