Breaking News

Ganjar-Mahfud Terpuruk di "Kandang Banteng": Begini Analisis Mendalam Akademisi UGM

Pasangan Ganjar-Mahfud 

D'On, Jateng,-
Suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam pilpres terbaru menunjukkan penurunan signifikan, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya dianggap sebagai kandang kuat PDIP. Dalam analisis mendalam, sejumlah faktor internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja pasangan ini telah terungkap.

Menurut Mada Sukmajati, seorang pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan. Pertama, faktor internal PDIP sendiri, di mana dukungan terhadap Ganjar sebagai capres dinilai masih ambigu. Ada keraguan dan ketidakpastian yang tercermin dalam dukungan setengah hati dari partai, yang mempengaruhi kinerja kampanye Ganjar-Mahfud secara keseluruhan.

Selain itu, karakter Ganjar sebagai pemimpin juga menjadi sorotan. Gaya kepemimpinannya dinilai ambigu dan belum sepenuhnya mampu memenangkan hati masyarakat. Upaya untuk mengadopsi atau merevisi gaya kepemimpinan Jokowi juga disoroti sebagai hal yang tidak berhasil, menyebabkan kebingungan di kalangan pemilih.

Masalah lainnya adalah kinerja tim kampanye Ganjar-Mahfud, yang dinilai kurang optimal dalam menarik perhatian pemilih, terutama kelompok undecided voters. Ketidakmampuan mereka dalam memanfaatkan kesempatan hingga menit terakhir jelang pemungutan suara menjadi salah satu kelemahan yang dimanfaatkan oleh paslon lain.

Selanjutnya, peran Jokowi dalam pilpres kali ini juga menjadi faktor signifikan. Langkah-langkah yang diambil oleh Jokowi, termasuk dalam mempengaruhi struktur PDIP di daerah-daerah tertentu, telah berdampak langsung pada perolehan suara Ganjar-Mahfud. Hal ini menyebabkan sebagian suara yang sebelumnya ditujukan kepada Ganjar-Mahfud dialihkan ke pasangan lain, seperti Prabowo-Gibran.

Meskipun PDIP masih unggul dalam pemilu legislatif, hasil pilpres menunjukkan bahwa mayoritas pemilih Ganjar-Mahfud adalah pemilih tradisional PDIP. Ini menunjukkan bahwa mobilisasi suara dari kelompok undecided voters cenderung minim, karena mayoritas pemilih paslon 03 berasal dari basis tradisional PDIP.

Dalam konteks ini, hasil quick count dari pemilu legislatif menjadi relevan. Meskipun PDIP tetap unggul, namun jumlah suara dari pemilih paslon 03 cenderung terbatas pada pemilih tradisional PDIP saja.

Secara keseluruhan, kekalahan Ganjar-Mahfud di "kandang banteng" menyoroti kompleksitas politik dalam sebuah pilpres. Faktor internal partai, karakter pemimpin, kinerja tim kampanye, serta peran aktor politik eksternal seperti Jokowi, semuanya berperan dalam menentukan hasil akhir suatu kontestasi politik yang sangat dinamis.

(*)

#GanjarPranowo #Pilpres2024 #Pemilu2024