Breaking News

Berikut 5 Fakta Menarik Derek Chauvin, Polisi Pencekik Goerge Floyd Hingga Tewas


D'On, Amerika Serikat,- Derek Chauvin (44), seorang perwira kepolisian Minneapolis mendadak menjadi fokus perbincangan warga dunia. Videonya menjadi viral, Chauvin terbukti mencekik hingga menyebabkan seorang warga kulit hitam, George Floyd, tewas saat proses penangkapannya pada Senin (25/5) pekan lalu.

Sehari setelah George dinyatakan meninggal, protes Black Lives Matter (BLM) pun langsung pecah, meluas, hingga akhirnya kerap berujung kerusuhan di berbagai penjuru Amerika Serikat (AS). Menjadi 'sumber kerusuhan besar-besaran', sosok Chauvin pun kini menjadi salah satu subjek menarik untuk diperbincangkan media massa.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 fakta menarik oknum eks-polisi pembunuh Floyd, Derek Chauvin.

1. Memiliki rekam jejak buruk di Departemen Kepolisian Minneapolis (MPD)

Meski tidak banyak yang diketahui tentang latar belakang serta kariernya di kepolisian, tetapi Chauvin diketahui telah bekerja di MPD selama lebih dari 18 tahun. Namun, sebelum akhirnya tersandung masalah George, Chauvin sebenarnya sudah memiliki rekam jejak buruk saat bekerja di MPD.

Berbagai laporan menunjukkan bagaimana Chauvin setidaknya sempat menjadi subjek dari sekitar 18 laporan pengaduan yang ditujukan langsung ke Departemen Urusan Internal Kepolisian Minneapolis. Namun, pihak MPD hingga kini belum mau mengonfirmasi semua rincian terkait dengan penyebab atau isi laporan pengaduan yang melibatkan Chauvin.

Meski begitu, laporan menyebutkan bahwa dua dari 18 laporan pengaduan ternyata berkaitan dengan masalah pendisiplinan. Sementara organisasi nirlaba Communities Against Police Brutality, juga sempat membocorkan bahwa Chauvin pernah menerima teguran lisan karena menggunakan 'nada serta bahasa merendahkan' pada saat bertugas.

2. Tercatat berulang kali terlibat kasus penembakan selama proses penangkapan tersangka

Sebelum terbukti menjepit Floyd dengan lutut, Chauvin ternyata pernah tercatat melakukan upaya penembakan serta bentuk kekerasan lain selama penangkapan sejumlah tersangka lainnya. Mercury News misalnya, pernah membeberkan bagaimana Chauvin sempat menjadi salah satu regu petugas yang menembaki Wayne Reyes, seorang tersangka penikaman pada 2006 silam.

Dituduh telah mengancam petugas dengan senapan, saat itu pun, Rayes akhirnya mati setelah dibedil 23 kali oleh Chauvin dan kelima rekannya. Namun, ketika itu, juri agung justru akhirnya membenarkan kekerasan yang dilakukan oleh Chauvin dan kawan-kawannya.

Dua tahun kemudian, Chauvin juga diketahui menembak seorang tersangka pemukulan dalam rumah tangga, Ira Latrell Toles dua kali di perut. Namun, ketika itu, Toles dilaporkan berhasil selamat. 

Kemudian pada tahun 2011, Chauvin juga berada di antara sekelompok perwira mengejar seorang Indian Amerika, Leroy Martinez, di sebuah kompleks perumahan setelah mereka melihatnya berlari dengan pistol.

Saat itu, Martinez juga diketahui ditembak salah satu anggota grup Chauvin, yaitu Terry Nutter. Meski Martinez selamat, tetapi karena kasus ini, Chauvin dan kelompoknya sempat diminta untuk cuti meski akhirnya mereka dibebaskan dari kesalahan.

3. Pernah menjadi rekan kerja George Floyd

Salah satu hal menarik tentang Chauvin tentu saja fakta di mana ia ternyata pernah bekerja di tempat yang sama dengan Floyd. Baik Chauvin dan Floyd, keduanya diketahui pernah bekerja sebagai 'security' atau penjaga keamanan di sebuah klub malam Latin di Minneapolis, El Nuevo Rodeo.

Pemilik klub, Maya Santamaria lantas menjelaskan bahwa selama menjadi 'off duty officer', Chauvin telah bekerja menjadi security setidaknya selama hampir 17 tahun. Sedangkan, Floyd bekerja sebagai petugas keamanan ekstra dan biasa berjaga tiap hari Selasa.

Namun, meski pernah bekerja di tempat yang sama, Santamaria mengaku sanksi jika keduanya saling mengenal satu sama lainnya.

"Saya tidak akan mengkarakterisasi mereka saling mengenal (satu sama lainnya). Namun, kami semua bekerja bersama di malam-malam tertentu dan mereka mungkin pernah saling bertemu," ucap Santamaria sembari mengaku tidak percaya dengan insiden yang dialami dua mantan karyawannya.

4. Digugat cerai setelah ditangkap

Tidak banyak memang hal pribadi yang bisa dikulik dari Chauvin, tetapi yang jelas, sehari setelah ditangkap, perwira ini langsung digugat cerai oleh istrinya, Kellie May Chauvin (45). Dalam laporannya, NBC News pun menulis bahwa Kelly sudah mulai mengisi formulir ajuan perceraian pada Sabtu (30/5) pekan lalu.

Media AS ini juga melaporkan bahwa meski belum dikarunia anak, Chauvin dan Kelly sebenarnya telah menikah hampir 10 tahun. Namun, karena insiden kematian George, Kelly yang diketahui pernah menjadi kontestan 'Mrs Minnesota' ini akhirnya meminta cerai hingga mengatakan akan mengganti namanya.

Tidak hanya itu, dalam urusan perceraian ini, Kelly juga tampaknya tidak terlalu berbelit-belit lantaran ia tidak menginginkan alimentasi atau tunjangan dari pasangan karena perceraian.

5. Sempat dirumorkan hadiri kampanye Donald Trump

Setelah kasus Floyd mencuat, sejumlah rumor terkait dengan Chauvin pun mulai bermunculan. Namun, salah satu kabar yang sempat menjadi trending topic di Twitter tentu saja adalah foto-foto yang terkait dengan kampanye Presiden Donald Trump di Minneapolis.

Selain foto bersama dengan Trump di kampanyenya di Minneapolis, gambar lain bahkan menunjukkan seorang pria mirip Chauvin yang memakai topi bertuliskan slogan mirip kampanye Trump, yaitu 'Make Whites Great Again' (Buat Warga Kulit Putih Berjaya Lagi).

Namun, setelah ditelusuri dan dicek faktanya, foto Chauvin memakai topi tersebut ternyata hanyalah palsu alias hoaks belaka. Sementara, foto pria yang berdiri di samping Trump dalam kampanye 'Polisi untuk Trump' adalah Mike Gallagher, presiden serikat polisi di Bloomington, Minnesota.

Setelah resmi dikenai pasal pembunuhan berlapis, Chauvin kini dilaporkan telah ditahan di Penjara Oak Park Heights, tahanan dengan tingkat keamanan level tertinggi di Minnesota. Namun, dalam pengadilan Juni nanti, apakah menurutmu, Chauvin akan mendapatkan hukuman setimpal?

(***)