Breaking News

5 Fakta Imam Asy-Syafii Ini Wajib Kamu Tahu!


Dirgantaraonline.co.id,- Salah seorang pendiri madzhab termahsyur di dunia, yaitu Imam Asy-Syafi'i. Ia adalah ulama yang wajib umat Islam hargai jasa-jasa serta perjuangannya. 

Karena ia telah banyak berjuang mengumpulkan informasi terkait cara menjalankan syari'at Islam yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Informasi itu telah dibukukan dalam sebuah kitab yang kini dianut oleh hampir sebagian umat Islam. 

Ia mulai merantau jauh dari tempat kelahirannya untuk mendalami agama hingga kini menjadi salah satu ulama besar yang dihormati pun dihargai atas ilmunya yang telah dititipkan oleh Sang Pencipta.

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk menghargainya adalah dengan mengenal lebih baik sosok dari Imam Asy-Syafi'i ini. Berikut 5 faktanya yang wajib kamu tahu! 

1. Imam Syafi'i bukanlah nama asli

Imam Syafi'i, begitulah namanya kerap dikenang oleh para umat Islam Tetapi, tidak banyak yang mengetahui bahwa nama tersebut bukanlah nama aslinya. Ternyata, ia nama asli ia adalah Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i, kata Asy-Syafi'i ini diambil dari kata Syafi'. Syafi' adalah kakek ketiga dari Muhammad bin Idris. 

Maksudnya adalah, ia memiliki nama asli Muhammad, punya bapak namanya Idris, Idris punya bapak namanya al-Abbas, al-Abbas punya bapak namanya Usman, Usman punya bapak namanya Syafi'.

Nah, Imam Asy-Syafi'i memiliki alasan tersendiri mengapa namanya ingin dinisbatkan pada kakeknya, Syafi', yaitu karena kakeknya ini hidup di masa Nabi, bahkan sempat bertemu dengan Nabi. 

2. Segaris keturunan dengan Nabi

Fakta selanjutnya dari Imam Asy-Syafi'i adalah, ia ternyata masih memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad SAW. 

Tidak banyak yang tahu, bahwa ia, baik dari garis keturunan sang ibu maupun ayahnya masih bersambung dengan keturunan Nabi. Nasab ibunya, bernama Fatimah binti Abdullah bin al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Ali adalah suami dari Fatimah Az-Zahra, anak kandung dari Nabi Muhammad SAW. 

Sedangkan, dari garis keturunan ayahnya, Idris bin al-Abbas bin Usman bin Syafi' bin Sa'ib bin Ubaid bin Abd Yazid bin Hasyim bin al-Muthalib bin Abdu Manaf. Nah, di Abdu Manaf inilah nasabnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Yanga mana, Nabi bernasab, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf. 

3. Sempat diusir oleh ibunya

Imam Asy-Syafi'i memiliki seorang ibu, begitu ia lahir tumbuh berkembang di Gaza tahun 150 Hijriah, ayahnya meninggal dunia (wafat) ketika ia masih bayi. Peristiwa inilah yang akhirnya membuat sang ibu mengurusnya seorang diri (single parent). 

Sang ibu berjuang agar di rumahnya kelak akan mendapat ketenangan sekaligus mendapatkan pahala di akhirat. Maka, sang ibu memutuskan untuk menjadikan anaknya sebagai ulama.

Sang ibu berjuang mencari guru untuk mengajarkan Imam Asy-Syafi'i sejak kecil, lalu di saat beranjak dewasa sang ibu menyuruhnya atau secara tidak langsung mengusirnya pergi ke Irak untuk belajar, bahkan sang ibu sampai berkata, "Jangan pulang sebelum menjadi ulama, atau nanti saja ketemunya di surga, di akhirat."

Namun, saat Imam Asy-Syafi'i berhasil menjadi ulama besar, bahkan menjadi panutan di Irak, dan kabar ini sampai di telinga sang ibu, akhirnya ibunya mengizinkannya untuk pulang. Bahkan saat ia pulang membawa harta dunia seperti 100 unta, ibunya tidak menerimanya, namun ketika disampaikan lagi pada ibunya bahwa Imam Syafi'i membawa sebuah kitab, barulah sang ibu mengizinkannya kembali untuk pulang. 

4. Karya Imam Syafi'i

Imam Asy-Syafi'i adalah ulama yang sangat kuat ingatannya, tidak hanya dalam bidang fiqih, tetapi ia juga hafal hadis dan menguasai bahasa Arab. Penguasaan bahasa Arab bukanlah hanya mempelajari bahasa Arab yang umum, tetapi mendalami hingga bahasa Arab yang fasih ke suku Badui. 

Di samping karya-karyanya yang terkenal seperti Ar-Risalah dan Al-Umm, ternyata Imam Asy-Syafi'i juga penulis dari buku berjudul Diwan hingga dikenal dengan buku Diwan Asy-Syafi'i, berisi kumpulan puisi-puisi dalam bahasa Arab berupa nasihat-nasihat. Berikut salah satu karya puisi yang ia buat: 
Concealing a Secret
(Translation and Explanation by Ibrahim Khan)
ولام عليه غـيـره فهو أحمــق
إذا المرء أفشى سره بلسانـه
فصدْرُ الذي يستودع السر أضيق
إذا ضاق المرء عن سر نفسه
Translation:
If a man spreads his secret by his own tongue,
And blames another then he is a fool.
If a man’s chest is straitened by his own secret,
Then the chest of the entrusted will be even narrower.

5. Akhir hayat

Imam Asy-Syafi'i, karena di umur tujuh tahun sudah menghafal Al-Qur'an. Dan, tidak hanya itu, Imam Asy-Syafi'i hafal kitab Muatta karya Imam Malik, hal inilah yang membuat Imam Malik, gurunya Imam Asy-Syafi'i, terkagum padanya. Namun, perjalanan hidupnya harus berakhir ketika dirinya berada di Mesir, tepatnya di Kairo, pada hari Jum'at petang setelah maghrib, tanggal 29 Rajab 204 Hijriah (20 Januari 820 Masehi). Ia meninggal dunia di usia 54 tahun karena menderita suatu penyakit. 

Itulah 5 fakta tentang Imam Asy-Syafi'i yang wajib kamu ketahui. Mudah-mudahan, dengan itu, kamu bisa lebih mengenal dekat dan menjadikan ia inspirasi dalam hidupmu, ya! 

(Abu Khalil)