Breaking News

Sedih Yang Dibenarkan

Sesungguhnya kita dianjurkan untuk berlindung dari rasa sedih yang tidak pada tempatnya, atau sikap sedih yang menimbulkan kemusyrikan. Sedih bisa datang dalam bentuk apapun, seperti kehilangan, kekurangan dan kesempitan hidup serta beberapa hal yang berkaitan dengan hubungan manusia.

Nabi Muhammad  SAW juga pernah bersedih saat pengikutnya dianggap kaum rendahan, atau saat hinaan kaumnya semakin membuta bahkan menginginkan kematiaannya. Sampai sampai Allah Menyebutkan rasa sedihnya itu membuat dadanya sesak. Itu adalah kesedihan fitrawi dan kesedihan yang berlandaskan atas cinta kepada umatnya. Sehingga kesedihannya tidak sampai membuatnya menyerah, dan justeru kesedihannya semakin mengkristalkan rasa syukur, hingga  ia terpuji sebagai pribadi yang memiliki khulqin 'azhim, akhlak yang begitu tinggi (agung).

Maka bila ingin mempelajari teknik bersedih, lihatlah prilaku Nabi kita, para sahabat dan orang orang yang mencintai mereka. Tiada kesedihan melainkan sebagai penguat dahaga iman, atau kebahagiaan yang tersembunyi. Sebagian mungkin memilih bersikap sedih untuk hal hal yang kecil dan hina, sebagian lagi bersikap sedih untuk hal hal yang utama dan mulia.

Sehingga wajar bila kita perlu selalu meminta agar diberi ilham untuk bersyukur guna dapat menyikapi sedih dengan benar dan mendatangkan ketundukan: bukan sedih yang membabi buta, atau sedih yang menjauhkan kita dariNya.


Taufik Sentana