Mengapa Orang yang Mudah Marah Lebih Rentan Terserang Stroke? Begini Penjelasan Ahlinya

Ilustrasi
Dirgantaraonline - Kemarahan sering dianggap sebagai luapan emosi yang wajar, namun sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ledakan emosi yang terlalu sering dapat berdampak serius pada kesehatan, termasuk meningkatkan risiko terserang stroke.
Fenomena ini bukan sekadar asumsi. Respons tubuh saat marah ternyata memicu reaksi biologis yang dapat mengganggu sistem pembuluh darah dan aliran darah ke otak.
Lonjakan Tekanan Darah Jadi Pemicu Utama
Saat seseorang marah, tubuh memproduksi hormon stres seperti adrenalin. Hormon ini membuat detak jantung meningkat tajam dan tekanan darah melonjak dalam waktu singkat. Para ahli menyebut lonjakan tersebut dapat:
- Merusak dinding pembuluh darah,
- Memecahkan plak lemak yang menempel di pembuluh,
- Membentuk bekuan darah yang berpotensi menyumbat aliran ke otak.
Kondisi inilah yang membuat kemarahan akut bisa menjadi pemicu stroke hanya dalam hitungan menit hingga jam setelah emosi memuncak.
Dampak Jangka Panjang: Merusak Pembuluh Darah dari Dalam
Tak hanya efek sesaat, sifat mudah marah juga memiliki dampak jangka panjang. Orang yang sering mengalami emosi meledak cenderung mengalami:
- Tekanan darah tinggi kronis,
- Peradangan sistemik pada pembuluh darah,
- Penurunan fungsi endotel, yaitu lapisan pembuluh darah yang bertugas menjaga aliran tetap lancar.
Kondisi ini membuat pembuluh darah lebih kaku, rentan penyempitan, dan mudah tersumbat. Jika berlangsung bertahun-tahun, risiko stroke meningkat signifikan.
Kelompok yang Paling Rentan
Mereka yang sudah memiliki faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, hingga perokok aktif, berada dalam posisi lebih berbahaya. Pada kelompok ini, satu ledakan marah bisa memperbesar risiko stroke beberapa kali lipat.
Gejala Stroke yang Harus Diwaspadai
Dokter mengingatkan masyarakat untuk mengenali tanda awal stroke, terutama jika baru saja mengalami emosi meledak. Gunakan panduan FAST:
- Face – wajah mencong
- Arm – tangan mendadak lemah
- Speech – bicara pelo atau sulit bicara
- Time – segera cari pertolongan medis
Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang pemulihan.
Ahli: Kendalikan Emosi, Kurangi Risiko
Untuk mengurangi dampak kemarahan terhadap kesehatan, beberapa langkah sederhana bisa dilakukan, seperti:
- Mengelola stres melalui teknik pernapasan, meditasi, dan olahraga,
- Mengontrol tekanan darah secara rutin,
- Mengurangi rokok, alkohol, dan makanan tinggi garam,
- Tidur cukup dan menjaga pola hidup sehat.
Kemarahan bukan hanya persoalan emosi, tetapi juga ancaman bagi kesehatan otak. Ledakan marah dapat memicu stroke secara akut, sementara kebiasaan mudah marah dapat memperburuk kondisi pembuluh darah dalam jangka panjang. Para ahli mengingatkan bahwa menjaga emosi tetap stabil bukan sekadar untuk ketenangan hidup, tetapi juga untuk mencegah risiko stroke yang dapat mengancam nyawa.
(***)
#Kesehatan #Gayahidup #Lifestyle #Stroke