Dinsos Padang Gelar Bimtek Pemberdayaan Disabilitas: Dorong Kemandirian dan Ketahanan Ekonomi Keluarga
D'On, Padang – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang kembali menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas dan kesejahteraan sosial melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemberdayaan Penyandang Disabilitas, yang digelar di Hotel Rangkayo Basa, Kamis (30/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung sehari penuh ini diikuti oleh 65 peserta, terdiri dari penyandang disabilitas yang tengah merintis usaha, keluarga atau pendamping, serta perwakilan organisasi dan komunitas penyandang disabilitas di Kota Padang.
Suasana hangat dan penuh semangat terlihat sejak pagi. Para peserta tampak antusias mengikuti sesi demi sesi, mulai dari pelatihan pengembangan usaha, diskusi interaktif, hingga pembekalan teknis seputar kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan disabilitas.
Acara dibuka langsung oleh Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, yang juga hadir sebagai narasumber utama. Turut hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Fauzan Ibnovi, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian, Ferri Ervian Rinaldy, perwakilan Disdukcapil Kota Padang, Syafrida, serta Kabid Rehabilitasi Sosial (Rehsos), Desfi Hendri beserta jajaran staf Dinsos.
Mendorong Disabilitas Menjadi Penggerak Ekonomi Lokal
Dalam sambutannya, Heriza Syafani menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, melainkan bagian dari upaya strategis untuk mendorong kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.
“Kegiatan ini kami laksanakan untuk mengembangkan usaha bagi penyandang disabilitas yang sudah memiliki usaha. Sebelumnya, peserta juga telah menerima bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Disabilitas dari Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial,” jelas Heriza.
Program ini, lanjutnya, sejalan dengan Program Unggulan (Progul) “Padang Melayani” yang menitikberatkan pada aktifasi dan pemberdayaan warga rentan, termasuk penyandang disabilitas dan warga lanjut usia.
“Kami ingin para penyandang disabilitas bisa tetap eksis dan berkembang dalam usaha yang telah mereka tekuni. Mereka bukan sekadar penerima bantuan, tapi mitra sejajar dalam membangun perekonomian daerah,” tegasnya.
Heriza juga menambahkan bahwa Dinsos memberikan ruang bagi para peserta untuk graduasi, yakni proses menuju kemandirian sosial dan ekonomi agar mereka dapat lepas dari ketergantungan bantuan sosial.
“Kami membuka kesempatan agar bapak-ibu penyandang disabilitas bisa naik kelas tidak hanya menerima bantuan, tapi juga menjadi pelaku usaha yang tangguh dan mandiri. Dengan begitu, mereka ikut membangun ketahanan ekonomi keluarga dan berkontribusi terhadap perekonomian Kota Padang,” imbuhnya.
Integrasi Data Sosial dan Ekonomi Nasional Jadi Fokus Utama
Selain pemberdayaan ekonomi, Heriza juga menyinggung pentingnya Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang menjadi salah satu fokus pembahasan dalam materi Bimtek.
Ia menjelaskan bahwa Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN memberikan arah baru dalam pengelolaan data sosial dan ekonomi di Indonesia.
“Inpres ini menginstruksikan 18 menteri dan pejabat tinggi negara untuk mengoptimalkan integrasi data sosial dan ekonomi nasional. Tujuannya agar data yang digunakan dalam kebijakan pemerintah lebih akurat, terpadu, dan selalu diperbarui,” terang Heriza.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa keberadaan DTSEN akan membantu memastikan program-program sosial benar-benar tepat sasaran, termasuk dalam konteks pemberdayaan disabilitas di daerah.
“Dengan adanya data tunggal, kita bisa memastikan tidak ada penyandang disabilitas yang luput dari perhatian. Setiap kebijakan harus berbasis data, agar program yang kita jalankan tidak hanya menyentuh angka, tapi benar-benar menyentuh kehidupan manusia,” ujarnya lugas.
Heriza Syafani: “Dari Bantuan ke Kemandirian, Dari Keterbatasan ke Kontribusi”
Dalam wawancara usai kegiatan, Heriza Syafani menyampaikan pandangan yang cukup menggugah. Ia menilai bahwa penyandang disabilitas bukanlah kelompok yang harus dikasihani, melainkan potensi luar biasa yang perlu diberi kesempatan dan ruang untuk berkembang.
“Kita harus ubah cara pandang. Penyandang disabilitas bukan objek bantuan, tapi subjek pembangunan. Mereka punya kreativitas, ketekunan, dan daya juang yang luar biasa. Yang mereka butuhkan hanyalah akses, dukungan, dan kepercayaan,” ujar Heriza tegas.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor agar program pemberdayaan disabilitas tidak berjalan sendiri-sendiri.
“Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada kolaborasi dengan dunia usaha, akademisi, komunitas, dan masyarakat. Pemberdayaan sosial itu baru akan berhasil kalau kita semua ikut bergandengan tangan,” pungkasnya.
Semangat Inklusif Menuju Padang yang Ramah Disabilitas
Melalui kegiatan Bimtek ini, Dinas Sosial Kota Padang ingin meneguhkan komitmen bahwa penyandang disabilitas adalah bagian integral dari pembangunan daerah.
Program seperti ini diharapkan tidak berhenti pada pelatihan, tetapi berlanjut dalam bentuk pendampingan usaha, kemitraan UMKM, dan penguatan kapasitas ekonomi keluarga.
Dengan semangat “Padang Melayani,” Pemko Padang bertekad mewujudkan kota yang lebih inklusif, mandiri, dan berkeadilan sosial, di mana setiap warga tanpa terkecuali memiliki ruang untuk tumbuh dan berdaya.
(Mond)
#DinasSosialPadang #Padang
