Breaking News

Tragis! Mobil Rombongan Tirakatan HUT ke-80 RI Tertabrak KA Batara Kresna, Terseret 34 Meter

Ilustrasi kecelakaan kereta (Foto: Ist)

D'On, Wonogiri
– Suasana haru menyelimuti warga Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Niat tulus sekelompok warga untuk menyambut malam tirakatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia berakhir duka setelah mobil yang mereka tumpangi tertabrak Kereta Api (KA) Batara Kresna, Sabtu (16/8/2025) pagi.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 10.58 WIB di perlintasan kereta tanpa palang pintu di Dukuh Ngaliyan, Desa Gemantar. Sebuah mobil Toyota Agya berpelat nomor T 1759 GP, yang dikemudikan oleh Marino Susanto (56), warga Karawang, tak sempat menghindar ketika KA Batara Kresna melintas dari arah utara ke selatan.

Benturan keras tak terelakkan. Mobil malang itu terseret sejauh 34 meter ke arah selatan, meninggalkan suara decit panjang serta teriakan panik warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut.

Kronologi Detik-Detik Kecelakaan

Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP Subroto, menjelaskan bahwa mobil rombongan tersebut berangkat dari kampung mereka di Desa Gemantar menuju pasar. Rencananya, mereka hendak berbelanja kebutuhan untuk tirakatan 17 Agustus pada malam harinya.

“Semula kendaraan melaju dari timur ke barat. Pada saat bersamaan, dari arah utara ke selatan melintas KA Batara Kresna. Karena perlintasan tanpa palang pintu, sopir tidak menyadari kereta datang. Akhirnya tabrakan tak bisa dihindari,” ungkap Subroto.

Di dalam mobil tersebut terdapat tujuh orang, yakni:

  • Marino Susanto (56) – sopir
  • May Rizqiyani (34)
  • Handayani (44)
  • Tri Lestari (31)
  • ALA (5) – anak kecil
  • QS (7) – anak kecil
  • Satu penumpang dewasa lain yang belum disebutkan namanya

Nahas, May Rizqiyani (34), warga Kampung Dukuh RT 5/RW 6, meninggal dunia di lokasi kejadian. Ia duduk di kursi kanan belakang sopir saat tabrakan terjadi. Tubuhnya terjepit bodi mobil yang ringsek dan mengalami luka parah termasuk patah tulang.

Sementara penumpang lainnya mengalami luka-luka dengan kondisi berbeda, termasuk dua anak kecil yang ikut dalam rombongan tersebut.

Suasana Duka di Lokasi

Usai kecelakaan, warga sekitar langsung berhamburan menuju lokasi. Mereka berusaha menolong korban yang terjebak di dalam kendaraan. Tangis histeris keluarga pecah ketika mengetahui salah satu penumpang tak tertolong.

“Sedih sekali, mereka kan mau belanja buat tirakatan malam ini. Tidak nyangka malah kejadian seperti ini,” ujar seorang warga setempat dengan mata berkaca-kaca.

Mobil Toyota Agya berwarna putih itu tampak ringsek parah di bagian kanan setelah tertabrak keras. Sementara rel kereta dipenuhi potongan kaca, serpihan besi, dan barang belanjaan yang berserakan.

Tirakatan Berubah Menjadi Ratapan

Tradisi tirakatan setiap malam 17 Agustus merupakan momen penting bagi warga Desa Gemantar. Biasanya mereka berkumpul, berdoa, dan berbagi makanan sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan Indonesia.

Namun, malam tirakatan tahun ini berubah menjadi malam ratapan. Alih-alih merayakan kemerdekaan, warga harus menggelar doa bersama untuk mendoakan korban yang meninggal.

“Rencananya malam ini kampung mengadakan tirakatan, tapi sekarang suasana berbalik. Semua warga berduka. Yang meninggal juga orang kampung sini,” kata salah satu tokoh masyarakat Gemantar.

Perlintasan Tanpa Palang Pintu, Ancaman Nyawa yang Terabaikan

Peristiwa ini kembali menyoroti bahaya perlintasan kereta api tanpa palang pintu yang masih banyak terdapat di wilayah pedesaan, termasuk di Wonogiri. Tanpa adanya petugas penjaga atau palang pengaman, pengguna jalan harus ekstra waspada setiap kali melintas.

“Lokasi itu memang perlintasan tanpa palang. Banyak warga yang sering melintas setiap hari. Kecelakaan ini harus jadi perhatian agar ada upaya pengamanan lebih baik,” ujar Subroto menambahkan.

Polisi Lakukan Penanganan

Polisi bersama petugas medis segera mengevakuasi korban dan membawa yang luka-luka ke rumah sakit terdekat. Mobil yang ringsek diamankan sebagai barang bukti, sementara jalur kereta sempat mengalami gangguan beberapa saat sebelum kembali normal.

Kasus ini masih dalam penanganan Satlantas Polres Wonogiri untuk memastikan penyebab detail kecelakaan.

Sebuah Catatan Duka

Peristiwa ini menjadi pengingat betapa tipisnya batas antara suka cita dan duka. Rombongan kecil yang berangkat dengan niat sederhana untuk belanja kebutuhan tirakatan, tak pernah menyangka perjalanannya berakhir tragis di rel kereta.

Hari kemerdekaan yang seharusnya dirayakan dengan penuh kebahagiaan, justru meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan warga Desa Gemantar.

(Mond)

#Peristiwa #Kecelakaan