Breaking News

Viral Pungli di Pantai Air Manis, Mastilizal Aye: Ini Bukan Sekadar Pelanggaran, Tapi Penghinaan Terhadap Wajah Pariwisata Padang!

Wakil Ketua DPRD Kota Padang Mastilizal Aye 

D'On, Padang —
Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Mastilizal Aye, angkat bicara keras menanggapi viralnya kembali dugaan pungutan liar (pungli) yang mencoreng nama baik kawasan wisata Pantai Air Manis, salah satu destinasi andalan di Kota Padang.

Politisi Partai Gerindra itu menyatakan kegeramannya atas maraknya aksi-aksi liar yang merusak wajah pariwisata dan menciptakan citra negatif bagi kota yang tengah berjuang membangun sektor wisatanya. Ia menyebut kejadian itu bukan hanya masalah teknis, tetapi sudah memasuki ranah yang mengkhianati kepercayaan wisatawan.

"Ini bukan sekadar pungli. Ini adalah penghinaan terhadap citra pariwisata Kota Padang. Kalau tidak segera ditindak tegas, kita akan kehilangan kepercayaan wisatawan, bukan hanya lokal, tapi juga mancanegara!" tegas Mastilizal kepada Dirgantaraonline.co.id, Sabtu (14/6).

Kembali Viral: Wisatawan Asing dan Domestik Jadi Korban

Dalam beberapa hari terakhir, jagat media sosial diramaikan oleh dua video viral yang memunculkan kembali isu klasik di kawasan Pantai Air Manis: pungli terhadap wisatawan.

Video pertama menunjukkan seorang oknum pemuda yang melakukan pungutan liar kepada sebuah bus yang disinyalir mengangkut rombongan wisatawan asal Malaysia. Dalam video tersebut, aksi pemalakan itu dilakukan tanpa dasar hukum yang jelas, bahkan dengan gaya memaksa.

Video kedua tak kalah membuat geram: seorang wisatawan asal Jambi terlibat adu mulut dengan oknum tukang foto keliling. Wisatawan tersebut memprotes keras dugaan pemungutan biaya ganda yang dilakukan oknum tersebut. Keributan itu pun terekam dan menyebar luas di berbagai platform media sosial, memicu gelombang komentar negatif dari netizen terhadap pengelolaan wisata Kota Padang.

Mastilizal: Dinas Pariwisata Jangan Diam, Ini Alarm Kegagalan!

Menurut Mastilizal, peristiwa ini adalah peringatan keras bagi Dinas Pariwisata Kota Padang dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata.

"Kalau ini terus dibiarkan, artinya pemerintah sudah gagal menjaga sektor pariwisata. Kita minta Dinas Pariwisata jangan hanya sekadar jadi penonton atau birokrasi tukang stempel. Harus turun ke lapangan, awasi dengan ketat!" seru Mastilizal.

Ia menegaskan bahwa kecepatan penyebaran informasi di era digital saat ini tidak memberi ruang bagi pembiaran. Sekali kesalahan menyebar, maka efeknya bisa permanen bagi citra daerah.

Dorong Regulasi dan Pendekatan Sosial

Mastilizal juga mendorong Pemerintah Kota Padang untuk segera membuat regulasi dan tindakan preventif yang lebih tegas agar kejadian serupa tidak lagi berulang, terutama di kawasan wisata yang berada di luar kontrol langsung Pemko.

"Jangan hanya alasan ‘itu bukan wilayah kita’. Kalau dibiarkan, tetap saja masyarakat tahunya itu di Padang. Sudah waktunya ada aturan ketat dan sanksi sosial terhadap pelaku-pelaku seperti ini."

Ia mengajak seluruh unsur  mulai dari tokoh masyarakat, pemuda lokal, hingga pihak keamanan  untuk ikut serta menjaga nama baik daerah. Menurutnya, semangat gotong royong harus hadir bukan hanya saat festival, tapi juga dalam menjaga integritas destinasi wisata.

Akan Turun Langsung ke Lapangan

Mastilizal menegaskan, DPRD Kota Padang tidak akan tinggal diam. Ia berjanji akan turun langsung ke lapangan bersama tim untuk menyelidiki lebih jauh akar permasalahan dan mencari solusi nyata di tengah masyarakat.

"Saya pribadi akan turun. Ini bukan cuma tugas eksekutif. Sebagai wakil rakyat, saya ingin memastikan bahwa kejadian ini tidak menjadi budaya busuk yang terus berulang setiap musim liburan."

"Kalau perlu, kita bongkar siapa yang membekingi praktik-praktik semacam ini. Jangan-jangan ada oknum yang ikut bermain di belakang!" tegasnya.

Ancaman Bagi Masa Depan Wisata Padang

Kasus ini dinilai menjadi ancaman serius bagi masa depan pariwisata Kota Padang, yang selama ini sedang berbenah untuk meningkatkan daya tariknya di mata wisatawan domestik dan internasional.

Mastilizal menyebutkan bahwa kepercayaan wisatawan adalah modal utama, dan bila itu tercoreng, maka akan sulit untuk membangunnya kembali.

"Wisatawan bisa memaafkan pelayanan yang kurang, tapi mereka tidak akan pernah melupakan rasa tidak aman dan ketidakadilan. Ini soal martabat," pungkasnya.

(Mond)

#PantaiAirManis #PungutanLiar #Padang #DPRDPadang