Seorang Jemaah Haji Kloter PDG 03 Asal Bengkulu Wafat dalam Penerbangan Pulang
Ilustrasi Jemaah Haji Mendarat di BIM
D'On, Padang – Suasana haru menyelimuti kedatangan jemaah haji Kloter PDG 03 Debarkasi Padang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Minggu (15/6). Di tengah rasa syukur yang mengiringi kepulangan para tamu Allah dari Tanah Suci, kabar duka menyentak hati: salah seorang jemaah, Isarno Ali Kemat (70), asal Bengkulu, wafat di dalam pesawat saat perjalanan pulang dari Jeddah ke Padang.
Pesawat Lion Air yang membawa 393 jemaah kloter PDG 03 itu mendarat mulus di BIM sekitar pukul 18.07 WIB. Sejumlah pejabat telah bersiap menyambut: Plh. Kepala Kanwil Kementerian Agama Sumbar, Abrar Munanda; Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah, M. Rifki; perwakilan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bengkulu; serta tim kesehatan BKK dan petugas Gapura. Namun, suasana penyambutan berubah syahdu ketika kabar kematian Isarno menyebar di antara rombongan.
Menurut penuturan dr. Abdul Wasik, dokter kloter yang mendampingi perjalanan, almarhum dinyatakan meninggal dunia pada pukul 06.10 waktu Arab Saudi atau sekitar 10.10 WIB. Diagnosis medis menyebutkan penyebab kematian adalah acute myocardial infarction serangan jantung mendadak akibat penyumbatan pembuluh darah koroner.
Yang membuat kepergian ini terasa lebih menyentuh, Isarno sebelumnya tak menunjukkan tanda-tanda sakit. “Selama di Tanah Suci, beliau tidak pernah mengeluh. Bahkan sesaat sebelum berangkat ke bandara pun, kondisinya baik-baik saja. Tidak ada gejala yang kami curigai,” ungkap dr. Wasik.
Malam sebelum keberangkatan, Sabtu (14/6), para jemaah dijemput dari hotel di Mekkah pukul 19.30 waktu Arab Saudi. Almarhum termasuk dalam rombongan yang naik bus menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Setibanya di ruang tunggu bandara, ia duduk tenang di antara sesama jemaah, seperti biasa.
Pukul 03.30 dini hari, proses boarding dimulai. Seluruh jemaah bergerak menuju pesawat. Tepat pukul 05.10, pesawat lepas landas mengangkasa menuju Tanah Air. Namun, baru sekitar satu jam mengudara, seorang jemaah menyadari sesuatu yang tidak biasa: Isarno terlihat terbaring tak bergerak di kursinya, di bagian belakang pesawat.
“Begitu kami periksa, ternyata almarhum sudah tidak bernapas. Segera kami lakukan evaluasi medis, namun tidak ada denyut jantung yang terdeteksi,” kata Wasik lirih.
Menurut data medis yang dibawa selama perjalanan, Isarno memang termasuk kategori risti sedang (risiko tinggi). Ia memiliki riwayat dislipidemia dan hipertensi, serta rutin mengonsumsi obat-obatan harian. Meski demikian, kondisi kesehatannya selama menjalankan ibadah haji terpantau stabil. Ia juga menunaikan ibadah seorang diri, tanpa pendamping.
Setibanya di Bandara Minangkabau, jenazah Isarno langsung dievakuasi ke RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk pemeriksaan lanjutan sesuai dengan protokol penerbangan dan prosedur kesehatan bandara.
“Ini sudah sesuai dengan SOP. Kami pastikan semua proses penanganan jenazah berjalan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Abrar Munanda, Plh. Kakanwil Kemenag Sumbar.
Setelah proses identifikasi dan administrasi selesai, jenazah Isarno diterbangkan kembali ke Bengkulu untuk diserahkan kepada pihak keluarga. Sementara itu, proses kedatangan jemaah PDG 03 lainnya tetap berjalan lancar tanpa kendala berarti.
“Atas nama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah almarhum, mengganjarnya dengan haji mabrur, dan memberikan kekuatan serta ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan,” ucap Abrar dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.
Catatan: Kepergian Isarno Ali Kemat menjadi pengingat bagi kita semua bahwa haji bukan hanya perjalanan spiritual, tetapi juga fisik yang menguras energi dan kekuatan. Ia pulang dalam keadaan suci, langsung dari Tanah Haram, meninggalkan dunia dalam kondisi mulia — tengah menunaikan salah satu rukun Islam yang agung.
Semoga almarhum husnul khatimah.
(Mond)
#Haji #Peristiwa #JamaahHajiMeninggal #Padang