Breaking News

Pelarian Dramatis di Lapas Nabire: 19 Napi Kabur, 11 Diantaranya Anggota KKB

Ilustrasi 

D'On, Nabire, Papua Tengah —
Dalam sebuah insiden yang mengguncang sistem pemasyarakatan dan keamanan Papua Tengah, sebanyak 19 narapidana berhasil melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nabire pada Senin pagi (2/6). Yang mengkhawatirkan, dari jumlah tersebut, 11 di antaranya diduga kuat merupakan anggota aktif Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), kelompok separatis yang selama ini dikenal sering melakukan aksi kekerasan di wilayah pegunungan Papua.

Serangan Tiba-Tiba, Senjata Tajam dari Dalam Lapas

Kejadian bermula dari serangan mendadak yang dilancarkan salah satu napi bernama Ardinus Kogoya, yang disebut-sebut sebagai anggota KKB asal wilayah Puncak. Dalam kondisi yang tampak tenang, Ardinus tiba-tiba mengeluarkan sebilah parang panjang yang diduga disembunyikan di balik punggungnya. Parang tersebut, menurut pihak kepolisian, berasal dari dalam lapas dan biasanya digunakan napi untuk memotong kayu bakar sebuah celah keamanan yang kini tengah disorot.

Tanpa aba-aba, Ardinus menyerang tiga petugas jaga yang tengah bertugas:

  • Rahman, Kepala Jaga, mengalami luka serius pada jari telunjuk kiri akibat tebasan parang.
  • Yan Nawipa, Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban (Kasi Kamtib), menderita luka sayat di tangan kiri.
  • Jhosua Epimes, petugas jaga lainnya, mengalami luka di jari tangan kanan.

Dalam kondisi kacau dan petugas terluka, Ardinus bersama 18 napi lainnya memanfaatkan momentum untuk kabur. Mereka melarikan diri melalui bagian belakang lapas yang berbatasan dengan kompleks perumahan KPR Pemda, lalu melanjutkan pelarian ke arah perbukitan yang lebat dan sulit dijangkau.

“Di lokasi pelarian kami menemukan pakaian napi yang sengaja dibuang, kemungkinan untuk mengelabui kejaran petugas,” ungkap Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz yang memimpin koordinasi pengejaran.

Didominasi KKB: Potensi Ancaman Baru di Pegunungan Tengah

Yang menjadi perhatian serius adalah fakta bahwa mayoritas napi yang kabur berasal dari jaringan KKB yang aktif di tiga wilayah rawan konflik: Puncak Jaya, Puncak, dan Paniai. Polisi telah mengidentifikasi 11 orang yang diyakini sebagai anggota atau simpatisan KKB, yang selama ini terlibat dalam aksi-aksi bersenjata terhadap aparat keamanan maupun warga sipil.

Berikut nama-nama napi anggota KKB yang kini jadi buronan utama:

KKB Wilayah Puncak Jaya:

  • Yotenus Wonda
  • Alison Wonda
  • Tandangan Kogoya

KKB Wilayah Puncak:

  • Alenus Tabuni
  • Junius Waker
  • Yantis Murib
  • Ardinus Kogoya
  • Pelinus Kogoya
  • Marenus Tabuni

KKB Wilayah Paniai:

  • Anan Nawipa
  • Yakobus Nawipa

Pihak keamanan meyakini para napi ini kemungkinan besar berupaya kembali ke wilayah asal mereka untuk bergabung kembali dengan sel-sel KKB yang tersebar di hutan-hutan dan perbukitan Papua Tengah.

TNI-Polri Turun Tangan, Pengejaran Intensif

Terkait insiden ini, aparat gabungan dari Polri dan TNI telah dikerahkan dalam jumlah besar. Tim dari Operasi Damai Cartenz, yang selama ini menangani konflik bersenjata di Papua, turut memimpin pengejaran yang kini melibatkan juga Polda Papua Tengah, Brimob, serta satuan khusus lainnya.

“Kami tidak akan mentolerir aksi kekerasan ini, apalagi jika melibatkan jaringan bersenjata separatis. Pengejaran dilakukan secara intensif, dan setiap napi yang melawan akan ditindak tegas sesuai prosedur,” tegas Brigjen Faizal.

Peringatan untuk Warga dan Evaluasi Keamanan Lapas

Pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham juga telah memberikan pernyataan resmi. Menurut Rika Aprianti, Humas Ditjen Pemasyarakatan, tim Lapas Nabire kini bekerja sama erat dengan aparat keamanan dalam operasi pencarian para napi.

“Warga binaan yang melarikan diri sedang dilakukan pencarian secara menyeluruh. Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, dan segera melapor jika melihat atau mencurigai keberadaan para pelarian,” ujarnya.

Di sisi lain, evaluasi terhadap sistem keamanan di Lapas Nabire kini menjadi sorotan utama. Lemahnya pengawasan terhadap alat kerja seperti parang serta minimnya kontrol terhadap napi yang memiliki afiliasi dengan kelompok bersenjata dipertanyakan oleh banyak pihak.

Catatan Redaksi: Ancaman Lebih Besar dari Sekadar Pelarian

Peristiwa ini bukan hanya insiden pelarian narapidana biasa. Fakta bahwa 11 dari 19 napi yang kabur adalah bagian dari jaringan KKB menandai potensi meningkatnya eskalasi kekerasan di wilayah pegunungan Papua, terutama jika mereka berhasil kembali ke kelompok induk mereka.

Pemerintah pusat, aparat keamanan, dan pihak pemasyarakatan kini dihadapkan pada tantangan besar: menutup celah-celah keamanan yang ada, memperkuat sistem intelijen di dalam lapas, dan menyiapkan strategi jangka panjang untuk mencegah pengulangan peristiwa serupa yang dapat menjadi bara dalam sekam di tengah konflik bersenjata yang belum kunjung reda.

(K)

#Peristiwa #NapiKabur #KKB #LapasNabire