Menggapai Langit Bersama Kalamullah: Kisah Haru dari Wisuda Akbar IX Markaz Qur’an Abu Khanza
![]() |
Dirgantaraonline - “ Membumikan Al Qur'an Melangitkan Akhlul Qur'an” Tema itu bukan sekadar rangkaian kata, melainkan ruh dari sebuah peristiwa penuh makna yang terjadi pada Rabu pagi, 18 Juni 2025, di Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya. Sebuah pagi yang berbeda. Udara sejuk seolah membawa berkah dan ketenangan hati bagi ratusan orang tua yang menyaksikan anak-anak mereka diwisuda sebagai penjaga kalamullah.
Di tengah keramaian para undangan, tampak Husnul Afra dan Eva Surianti berjalan dengan langkah tergesa namun penuh harap, ternyata, hari itu, dua anak lelaki mereka, Dzaki dan Faris, menjadi bagian dari sejarah istimewa dalam gelombang ke-IX wisudawan Markaz Qur’an Abu Khanza.
Tak terbayang kebanggaan yang menyelimuti hati saat nama Bang Dzaki disebut sebagai Wisudawan Terbaik. Dengan hafalan 3 juz Al-Qur’an, ia tak hanya membawa pulang piala bergilir, tapi juga mengukir harapan dan kebanggaan bagi keluarganya. Di sisi lain, sang adik, Bang Faris, menunjukkan semangat yang tak kalah luar biasa. Meraih peringkat kedua dalam program 3B3A, Faris membuktikan bahwa jalan para penjaga Al-Qur’an terbuka bagi siapa saja yang sungguh-sungguh mencintainya.
Tangis haru pecah di hati para orang tua. Mereka tahu, ini bukan sekadar akhir dari sebuah program, tetapi awal dari perjalanan panjang menjadi bagian dari Ahlul Qur’an. Bukan pula hasil instan, melainkan buah dari malam-malam yang dilalui dengan muroja’ah, pagi-pagi yang diisi dengan tilawah, dan siang yang penuh dengan kesabaran.
“Setiap huruf yang mereka hafal adalah saksi perjuangan. Setiap ayat yang mereka lantunkan adalah doa yang hidup dalam hati kami,” ungkap Husnul Afra dengan mata berkaca-kaca.
Ketiga anak laki-laki dalam keluarga ini kini menapaki pendidikan Qur’ani di Markaz Abu Khanza. Tempat yang tak hanya menjadi rumah bagi para penghafal Qur’an, tapi juga oase ilmu dan akhlak. Dikelola oleh Yayasan Al-Quds, Markaz ini menghadirkan para pengajar dari dalam dan luar negeri mereka yang tak hanya menguasai ilmu, tetapi juga menanamkan ruh tarbiyah dan nilai-nilai keikhlasan.
Di tengah tantangan zaman, keluarga ini memilih jalan sunyi yang agung: menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam rumah mereka. Mereka menyadari, mendidik anak-anak bukan sekadar mencetak lulusan, tapi membentuk manusia berakhlak mulia yang membawa cahaya iman ke mana pun melangkah.
Kini, sang adik perempuan tengah bersiap menyusul jejak para abangnya. Harapan mereka sederhana namun agung: agar Al-Qur’an senantiasa hidup dalam hati anak-anak mereka, dan menjadi penolong kelak di yaumil akhir.
“Kami percaya, tangan-tangan tulus para guru di Markaz ini sedang menanamkan benih peradaban. Semoga Allah menjaga langkah mereka, memberi kekuatan dan keistiqamahan dalam mencetak generasi Qur’ani.”
Di akhir acara, lantunan doa menggema. Ratusan orang tua menengadahkan tangan. Tak ada sorak-sorai, hanya isak syukur yang menggantung di langit-langit auditorium. Dan di sanubari mereka, terpatri keyakinan bahwa siapa pun yang menjadikan Al-Qur’an sebagai teman hidup, takkan pernah tersesat.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
(*)
#Islami #Religi #WisudaTahfiz #Dharmasraya