Breaking News

21 Bank Bangkrut, LPS Waspadai Gelombang Baru Krisis BPR

Daftar 21 Bank Bangkrut di Indonesia (Foto: Freepik)

D'On, Jakarta
 – Gejolak terus bergulir di sektor keuangan mikro Indonesia. Dalam empat bulan pertama tahun ini saja, satu lagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) resmi dinyatakan bangkrut, menambah panjang daftar bank yang tumbang menjadi 21 lembaga sejak awal 2024. Meski angka itu tampak menurun dibandingkan tahun lalu, sinyal waspada justru terus menguat. Otoritas keuangan bersiap menghadapi gelombang baru krisis likuiditas yang mengintai sektor BPR.

Satu Bank Bangkrut di 2025, Tapi Ancaman Belum Usai

Menurut data resmi dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hingga akhir April 2025, satu BPR telah resmi ditutup oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni BPR Syariah Gebu Prima. Ini menambah daftar panjang bank yang izin operasinya dicabut dalam dua tahun terakhir.

Tahun ini memang baru satu yang ditutup. Tapi saya prediksi masih akan bertambah. Kami tinggal tunggu saja dari OJK, berapa pun yang masuk, kami tangani,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner LPS, dalam pernyataannya pada 27 Mei 2025.

Purbaya tak sekadar memberi peringatan kosong. Ia mengindikasikan bahwa ada lebih banyak bank yang saat ini sedang diawasi ketat, dan LPS sudah bersiap dengan berbagai skenario penyelamatan maupun likuidasi.

Upaya Penyelamatan: Harapan Masih Ada untuk Dua BPR

Meski situasi tampak mengkhawatirkan, tidak semua kabar datang dalam bentuk kejatuhan. LPS mengungkapkan bahwa dua BPR saat ini tengah berada dalam proses penyelamatan dan dinilai masih memiliki peluang untuk pulih.

“Saat ini ada dua BPR yang kemungkinan bisa kami selamatkan. Salah satunya akan mendapatkan investor baru, dan satu lagi tengah menjalani proses mediasi antara para pemilik agar bisa menyuntikkan kembali modal secara internal,” jelas Purbaya.

Skema penyelamatan ini mencerminkan pendekatan LPS yang kini lebih aktif dan solutif, tak hanya berperan sebagai penyelamat terakhir, tapi juga sebagai mediator strategis untuk menjaga stabilitas sektor keuangan mikro.

Mengapa BPR Rawan Bangkrut?

Sektor BPR memang memegang peran penting dalam menyokong perekonomian lokal, terutama di wilayah pelosok yang tak banyak tersentuh bank umum. Namun, posisi strategis ini juga menjadikan mereka rentan. Banyak BPR yang bergantung pada kualitas tata kelola internal yang lemah, modal terbatas, hingga ketergantungan pada pasar mikro yang mudah terguncang oleh krisis ekonomi.

Dalam beberapa kasus, permodalan yang tidak sehat, kredit macet yang tinggi, serta pengawasan manajemen yang lemah menjadi penyebab utama bangkrutnya BPR. Ketika hal ini tak segera ditangani, kepercayaan nasabah tergerus, dan risiko sistemik bisa mengintai.

Daftar Lengkap 21 Bank BPR/BPRS yang Bangkrut

Berikut adalah daftar lengkap 21 BPR dan BPR Syariah yang telah ditutup oleh OJK sejak 2024 hingga April 2025:

  1. BPR Wijaya Kusuma
  2. BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda)
  3. BPR Usaha Madani Karya Mulia
  4. BPR Pasar Bhakti Sidoarjo
  5. BPR Purworejo
  6. BPR EDC Cash
  7. BPR Aceh Utara
  8. BPR Sembilan Mutiara
  9. BPR Bali Artha Anugrah
  10. BPRS Saka Dana Mulia
  11. BPR Dananta
  12. BPR Bank Jepara Artha
  13. BPR Lubuk Raya Mandiri
  14. BPR Sumber Artha Waru Agung
  15. BPR Nature Primadana Capital
  16. BPRS Kota Juang (Perseroda)
  17. BPR Duta Niaga
  18. BPR Pakan Rabaa Solok Selatan
  19. BPR Kencana
  20. BPR Arfak Indonesia
  21. BPRS Gebu Prima

Sebagian besar dari mereka tersebar di berbagai daerah, menunjukkan bahwa krisis ini bersifat nasional dan bukan hanya terpusat di satu wilayah saja.

Komitmen LPS: Jaga Stabilitas, Pulihkan Kepercayaan

Di tengah kekhawatiran akan potensi kebangkrutan lanjutan, LPS menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas sistem keuangan. Fokus utama diarahkan pada pencegahan krisis kepercayaan, terutama di daerah-daerah di mana BPR menjadi satu-satunya akses keuangan bagi masyarakat kecil dan pelaku UMKM.

“Selama ada peluang untuk diselamatkan, kami akan berusaha. Tapi bila tidak ada jalan lain, kami pastikan proses penutupan dilakukan secara tertib dan nasabah tetap terlindungi,” tegas Purbaya.

Penutup: Alarm untuk Reformasi BPR

Fenomena ini menjadi alarm keras bagi para pelaku industri perbankan mikro dan regulator. Diperlukan reformasi struktural dan penguatan tata kelola BPR agar lembaga keuangan ini bisa benar-benar menjadi tulang punggung keuangan rakyat, bukan justru menjadi sumber kekhawatiran nasional.

Di tengah guncangan ini, kepercayaan adalah mata uang utama. Dan saat kepercayaan terguncang, hanya ketegasan, transparansi, dan kesigapan otoritas yang bisa mengembalikannya.

(Mond)

#Perbank #BankBangkrut #Ekonomi #OJK