Breaking News

2 Pedagang Sayur di Magelang Tewas Diracun Sianida, Pelaku Berhasil Diringkus

D'On, Magelang (Jateng),- Dua pedagang sayur inisial L (31) dan W (38) ditemukan tewas diduga diracun sianida di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tersangka pria inisial IS (57) saat ini sudah ditangkap polisi.


Wakapolres Magelang Kompol Aron Sebastian mengatakan, kasus ini terungkap berawal dari informasi penemuan dua mayat, satu di dalam mobil dan satu di dekat mobil, di pinggir jalan di Dusun Sukoyoso, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Rabu (10/11) pukul 20.30 WIB. Kemudian diketahui bahwa kedua korban adalah warga Kecamatan Kajoran.

"Kedua korban pedagang sayur, kedua korban ini adalah saudara ipar," kata Aron saat jumpa pers di kantornya, Jumat (19/11/2021).

Menurut Aron, pihaknya kemudian melakukan penyelidikan dengan olah TKP dan melakukan pemeriksaan terhadap 17 orang saksi.

"Dari situlah, kami kembangkan dan kami selidiki lebih dalam sehingga menemukan beberapa informasi dari saksi-saksi yang mengarah kepada tersangka IS. Tersangka ini pekerjaan petani, dalam arti kami sebut dukun," ujarnya.

Hasil pemeriksaan sementara, modus tersangka dengan memasukkan potas dalam minuman plastik dan diberikan kepada korban. Hal ini disebut sebagai syarat dalam ritual penggandaan uang.

"Setelah kami menemukan informasi awal adanya penemuan jenazah, langsung kami telusuri penyebab kematiannya dan kami selidiki sampai informasi turun dari laboratorium forensik," ujar Aron.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Magelang AKP M Alfan mengatakan bahwa tersangka IS ditangkap di rumahnya di Kecamatan Kajoran, Kamis (11/11) malam. Tersangka mengaku meracuni kedua korban.

"Dari hasil pemeriksaan tersangka mengakui telah meracuni korban," ujar Alfan di kesempatan yang sama.

"Hasil autopsi diketahui bahwa kedua korban meninggal karena mati lemas, akibat keracunan. Kami uji di Labfor Polda Jateng dengan hasil bahwa dalam tubuh korban mengandung sianida. Termasuk dalam cairan plastik bening berisi cairan di dalam mobil juga positif sianida," imbuh Alfan.


(rih/mbr)