Breaking News

Mengerikan Video Kepala Wanita Ditembak Polisi saat Demo Tolak Kudeta

D'On, Myanmar,- Myanmar semakin memanas menyusul gelombang protes dari masyarakat atas kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap pemerintahan terpilih di bawah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (The National League for Democracy/NLD).

Dilansir The Guardian, polisi Myanmar mulai menggunakan cara-cara kasar untuk menangkis aksi kekerasan yang dilakukan para pedemo. Mereka menggunakan gas air mata dan peluru karet.

Di tengah gelombang demonstrasi yang terjadi kemarin, seorang wanita kritis usai ditembak di bagian kepala oleh polisi. 

Saat tertembak, wanita itu tengah mengendarai sepeda motor dan menggunakan helm, namun helmnya pecah dan ia terjatuh dari motornya.

"Dia belum tewas, dia sekarat dan sekarang dirawat di IGD. Namun 100 persen lukanya sangat fatal," ujar dokter yang merawat wanita tersebut.

Dalam demo yang terjadi di ibukota Myanmar, Naypyidaw, puluhan ribu orang turun ke kota untuk menyuarakan aspirasi mereka. Mereka menolak pengambilalihan paksa pemerintahan yang dilakukan militer Myanmar.

Selain wanita tersebut, tiga orang lainnya dilarikan ke rumah sakit karena tertembak peluru karet.

Sementara itu, hingga hari ke-10 kudeta, kabar Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Myint masih belum diketahui. 

Pengacara Suu Kyi menyebutkan bahwa wanita 75 tahun itu sampai saat ini masih ditahan di sebuah kantor polisi di Myanmar. Dia sebut-sebut tetap bakal berada di kantor tersebut sampai tanggal 15 Februari 2021 untuk keperluan investigasi pihak militer.

Sang pengacara sendiri sampai sekarang tidak bisa bertemu dengan kliennya.

Bagi Aung San Suu Kyi sendiri, penahanan ini bak deja vu. Ya, perempuan yang saat ini telah menginjak usia 75 tahun itu, pernah menjadi tahanan rumah selama 15 tahun usai memenangkan Pemilu 1990. Masa tahanan itu hanya dikurangi 6 tahun dari masa penahanannya. 

Secara historis, Myanmar merupakan negara yang pemerintahannya dikendalikan oleh rezim militer. Barulah dalam satu dekade terakhir, negara yang beribukota di Naypyidaw itu mulai bergerak ke arah negara demokratis, dan Suu Kyi, putri dari Aung San dan Khin Kyi itu, adalah momok bagi militer Myanmar.

Pada hari ketika Suu Kyi dan rekan-rekannya ditahan militer, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi seharusnya memulai masa pemerintahan mereka yang kedua.

Namun, lagi-lagi militer Myanmar melakukan kudeta dan menjadikan Suu Kyi dan rekan-rekannya tahanan rumah.

Militer Myanmar mengaku melakukan kudeta ini karena merasa ada kecurangan dalam proses pemungutan suara beberapa waktu lalu.

Dalam mengonsolidasikan kudeta, junta militer mencopot 24 menteri dan menunjuk 11 orang pengganti untuk mengawasi berbagai kementerian, termasuk keuangan, pertahanan, urusan luar negeri, dan dalam negeri.

Biksu Buddha Shwe Nya War Sayadawa, yang dikenal karena dukungannya yang terang-terangan kepada NLD, berada di antara mereka yang ditangkap pada Senin. Biksu adalah kekuatan politik yang kuat di Myanmar, negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha.


(IZ/Guardian)