Breaking News

Terungkap! Korea Utara Tidak Bisa Berbohong, Kasus Covid-19 Terkonfirmasi Sejak Maret Silam


D'On, Korea Utara,- Korea utara, negara paling tertutup di dunia yang sebelumnya tak mengakui wabah virus corona akhirnya bocorkan kasus pertama.

Sayangnya, pengumuman ini tidak dilakukan secara terang-terangan dan secara resmi.

Mengutip Daily Mail pada Minggu (19/4/20), Pihak berwenang Korea Utara mengungkapkannya pada warga dalam kuliah umum.

Mereka mengatakan ada kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi pada awal Maret 2020.

Berita tersebut datang setelah klaim Korea Utara belum memiliki kasus terkonfirmasi.
Artinya, bahwa Korut selama ini menyembunyikan kasus virus corona dari dunia.

Menurut Daily Mail, pada Jumat malam (17/4), Radio Free Asia melaporkan yang dikatakan dosen itu pada organisasi dan pengamat lingkungan.

Mengutip dari dua sumber, yakni Pyongyang dan Ryanggang dosen tersebut mengatakan ada kasus dalam negeri.
Namun, dia tidak menyebutkan detail serta jumlah angkanya.

Dilaporkan media RFA, para Dosen mengatakan, kasus yang terkonfirmasi di Korut berada di Provinsi Hwanghae Selatan dan Provinsi Hamgyong Utara.

Laporan tersebut menyusul klaim Kim Jong-Un yang mengatakan tidak ada kasus terkonfirmasi di Korea Utara.

Diketahui, Hamgyong Utara berada di wilayah timur laut Korea Utara.

Sementara, Hwanghae Selatan berada di barat daya, kini Korea Utara telah memberlakukan pedoman jarak sosial pada warganya.

Selain itu Korea Utara juga memperkuat pemeriksaan di perbatasan.

Bahkan, Pyongyang juga memerintahkan orang asing dari negara manapun yang masuk ke Korea Utara untuk di karantina hingga 30 hari.

Korea Utara juga telah memulangkan puluhan diplomat keluar dari negaranya pada awal Maret 2020 lalu.

Lantas bagaimana jadinya jika virus corona benar-benar ada dan menyebar di Korea Utara ada kemungkinan skenario terburuk ini akan terjadi.

virus corona bisa menghancurkan negara itu, karena mereka tidak memiliki kemampuan memerangi epidemi.

Dengan populasi lebih dari 25 juta orang, wabah itu bisa mengancurkan Korea Utara karena negara tersebut terlalu miskin.
Sarjana Korea Utara Profesor Robert E.Kelly mengungkapkan kebobrokan negara tersebut.

Pada masa lalu Korut pernah mengalami kelaparan di mana hal itu menyebabkan kehancuran negara komunis itu hingga menewaskan 3,5 juta jiwa.

Korea Utara juga mengatakan virus itu adalah "pertarungan" dan merupakan masalah bagi "kelangsungan hidup" negara.

"Epidemi akan, seperti yang disadari rezim itu sendiri, adalah masalah kelangsungan hidup nasional," katanya.

Dia menambahkan, "Pyongyang tidak memiliki sumber daya maupun budaya administratif transparansi, empirisme yang terpisah dari ideologi, teknokrasi untuk menanggapi epidemi yang sebenarnya."

"Bantuan asing yang berkelanjutan dan, gagal itu, penindasan brutal hampir pasti diperlukan untuk mencegah wabah lokal," jelasnya.

Profesor juga sistem perawatan kesehatan Korea Utara telah "rusak selama beberapa dekade" dan tidak akan mampu mengatasinya.

Selain itu mantan dokter Korea Utara Choi Jung-hun juga ungkapkan hal serupa, yang menyebut Pyongyang tidak memiliki sumber daya melakukan karantina skala penuh.

Dia bekerja pada wabah campak di dalam negeri pada 2006 hingga 2007 dan mengatakan petugas medis tidak siap untuk melawan.

"Masalahnya di Korea Utara adalah bahwa manual tidak diikuti," dokter menjelaskan.

"Ketika tidak ada cukup makanan yang disediakan untuk orang-orang di rumah sakit dan fasilitas karantina, orang-orang melarikan diri untuk mencari makanan."
Sementara itu Korea Utara menghadapi ancaman menyegel perbatasannya dan memperburuk ekonomi yang sudah hancur.

(RFA/DailyMail)