Breaking News

Kapalnya Ancam Ditembak, Militer Iran Malah Sindir Trump

D'On, Iran,- Ditengah pandemi virus Corona, ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran kembali meningkat.

Juru bicara militer Iran menyampaikan sindiran tajam pada pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Dikatakannya, Trump harusnya konsentrasi untuk menyelamatkan negaranya dari krisis besar akibat Corona, daripada mengintimidasi.

"Hari ini, daripada mengintimidasi orang lain, orang Amerika lebih baik menyelamatkan pasukan mereka yang terinfeksi oleh virus Corona," cetus juru bicara militer Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/4/2020).

Komentar jenderal Iran itu disampaikan dalam wawancara dengan kantor berita Iran, ISNA. Dia mengatakan hal tersebut setelah Trump menuliskan di Twitter bahwa dirinya telah "memerintahkan Angkatan Laut AS untuk menembak dan menghancurkan semua kapal perang Iran jika mereka mengganggu kapal-kapal kita di laut".

Departemen Pertahanan AS atau Pentagon kemudian menyatakan, militer AS menganggap cuitan Trump itu sebagai pesan bagi rezim Iran. Pentagon menambahkan bahwa saat ini tak ada perintah baru yang dikeluarkan untuk kapal-kapal Angkatan Laut AS yang berpatroli di kawasan Teluk.

"Jika AS memang cakap dan kompeten, mereka akan menarik pasukan mereka (dari Timur Tengah) untuk menyelamatkan negara itu dari penyakit virus Corona... sebelum mengerahkan semua pasukan lain di AS ... untuk menyelamatkan rakyat dari krisis besar ini yang menghantam negara mereka," ujar Shekarchi.Ketegangan antara kedua musuh lama itu meningkat setelah insiden pekan lalu di perairan Teluk antara kapal-kapal Angkatan Laut AS dan kapal-kapal patroli Garda Revolusi Iran.

Washington menuduh kapal-kapal patroli Iran itu mengganggu kapal-kapal AS di perairan internasional.

Garda Revolusi Iran balik menuding AS telah menyampaikan versi "Hollywood" dari kejadian tersebut dan bertindak tidak profesional di perairan Teluk.

Diketahui bahwa Iran selama ini menganggap dirinya sebagai penjaga perairan Teluk dan menentang keberadaan militer Barat di perairan, yang vital untuk transportasi minyak dan pengiriman global tersebut.


(LJC)