Breaking News

Jenderalnya Dibunuh AS, Diam-diam Iran Langsung Kejutkan AS dengan Buat Serangan Ini, Iran: Ini baru Permulaan

Poto: dailymirror

D'On, Iran,- Sepekan dunia dihebohkan dengan kematian jenderela tertinggi Iran Qassem Soleimani.

Kabar mengenai kematian Soeimani ini membuat pemerintah Iran geram dan tak tinggal diam dengan perlakuan Amerika Serikat Ini.

Suleimani sendiri meninggal beberapa hari lalu setelah diserang oleh pesawat tak berawak milik AS.

Menurut Daily Mirror Minggu (5/1/20), usai insiden itu, bendera merah dikibarkan di Masjid Jamkaran di Qom Iran sebagai simbol balas dendam atas kematian Soleimani.

Bendera itu dikibarkan sebagai seruan atas tewasnya Soleimani.

Masjid Jamkaran juga mengeluarkan seruan dengan pengeras suara masjid dengan mengatakan, "Ya Allah, semoga wali-mu muncul kembali." 

Pemimpin Revolusi Isalam di Iran Imam Sayyed Ali Khamenei berjanji untuk membalaskan kematian Soleimani yang dikenal sebagai ikon perlawanan seluruh dunia.

Selain itu, diam-diam Iran juga sudah melakukan serangan langsung ke AS meskipun serangan itu tidak menggunakan senjata militer.

Melainkan, serangan berbasis cyber yang meretas salah satu situs terpenting milik AS oleh Hacker Iran.

Para pengguna yang mengklik Program Perpustakaan Penyimpanan Federal Amerika (FDLP) disambut dengan halaman web yang diretas oleh Republik Islam Iran.
Di atasnya ada gambar Donald Trump yang dipukul wajahnya oleh tinju Iran dengan darah mengalir di wajahnya.

Kemudian, ada kata-kata "Diretas oleh grup Keamanan Dunia Maya Iran"  dan "Ini hanya sebagian kecil dari kemampuan dunia maya Iran." Peretas Iran mengaku bertanggung jawab atas hal ini.

Namun, Juru Bicara Pemerintah AS mengakui "tidak ada konfirmasi" bahwa uni adalah serangan dunia maya Iran.
Meskipun dalam pesan itu peretas menuliskan, "Kami siap untuk melanjutkan"  bersama dengan tagar #hardrevenge.

Insiden itu terjadi hanya beberapa jam setelah Trump mengancam akan menargetkan 52 lokasi di Iran,  jika Iran nekat menyerang aset milik AS.
FDPL adalah program pemerintah federal AS yang tersedia tanpa biaya.
Setelah peretas melancarkan aksinya situs itu tidak bisa diakses.

Sara Sendek, juru bicara Badan Keamanan Infrastruktur Cybersecurity dan Infrastruktur DHS, mengatakan, "Kami tahu situs web Program Perpustakaan Penyimpanan Federal (FDLP) dirusak dengan pesan anti-AS yang pro-Iran, anti-AS." 

"Pada saat ini, tidak ada konfirmasi bahwa ini adalah tindakan para aktor yang disponsori negara Iran," sambungnya.
Dengan gambar Trump dipukul, ada kata-kata "kemartiran adalah hadiahnya (Soleimani) selama bertahun-tahun." 

"Dengan kepergiannya dan dengan kekuatan Tuhan, pekerjaan dan jalannya tidak akan berhenti dan balas dendam berat menanti para penjahat yang telah menodai darah kotor mereka dengan darahnya dan darah para martir lain dari kejadian semalam".

Mereka juga memberikan peringatan bahwa "Ini baru permulaan." 

Pada 2012, Iran meluncurkan peretasan petangkat lunak pada sekutu AS, Arab Saudi, dan mengeluarkan sekitar 30.000 komputer.

Iran dianggap sebagai salah satu ancaman kemanan cyber terbesar terbesar di dunia bersama dengan Korea Utara, Cina dan Rusia.

#dailymirror