Breaking News

Kader Senior PPP Dorong Dua Kubu Untuk Saling Islah

D'On, JAKARTA,-  Lukman Hakiem Kader senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menaruh harapan pada Pelaksana tugas(Plt) Ketua Umum PPP Humphrey R Jemat dapat menjalankan aspirasi kader dan memperjuangkan islah demi keutuhan partai berlambang Ka'bah tersebut.

“Saya sebagai orang yang setia memilih PPP sejak Pemilu 1977, saya mengapresiasi terlaksananya Mukernas PPP hasil muktamar Jakarta, yang mengusung kembali tema islah,” kata Lukman Hakiem melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (20/11).

Sebelumnya Mukernas ini berlangsung di Jakarta, pada 15-16 November 2018 kemarin, dihadiri oleh perwakilan dari 34 DPW PPP dari seluruh Indonesia.
Saat Mukernas tersebut diumumkan pengunduran diri Ketua Umum PPP periode 2014-2019 hasil muktamar Jakarta, Djan Faridz, dan kemudian penunjukan Humpres R Jemat sebagai Plt ketua umum PPP melanjutkan jabatan Djan Faridz hingga 2019. Mukernas juga menghasilkan beberapa rekomendasi.

“Dari awal munculnya konflik PPP, saya selalu menyerukan islah,” ujarnya.
Menurut pandangan Lukman, meskipun Pemerintah hanya mengakui PPP pimpinan Romahurmuziy, tapi fakta di lapangan masih ada kepengurusan PPP hasil muktamar Jakarta.

Hal senada juga disampaikan Staf khusus Wakil Presiden Hamzah Haz pada tahun 2001-2004. Ia berharap setelah ditunjuknya Humphrey R Jemat sebagai Plt ketua umum PPP dapat memberikan angin segar untuk islah PPP kedepan.

“Kami berharap Pak Humphrey konsisten pada jalan islah untuk keutuhan PPP kedepannya,” tuturnya.

Mengenai rekomendasi Mukernas yang mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Lukman menyampaikan bahwa itu adalah hasil kesepakatan dari Mukernas telah berpihak kepada hasil ijtima alim ulama.

“Saya rasa ini suatu kewajaran sebab sebagai partai warisan ulama, PPP mengikuti petunjuk para ulama,” katanya.

Namun ada hal yang lebih penting dari soal dukungan untuk Capres 2019 mendatang. Ia mengajak kader senior PPP untuk memberikan dukungan, merapatkan barisan, dan mengembalikan marwah partai dengan adanya islah, jangan sampai dengan perbedaan pandanga membuat keretakan semakin dalam. Maka dari itu diperlukan persamaan persepsi untuk kembali islah, pungkasnya. (ses)