Breaking News

Viral Azan Jihad di Markas FPI, Polisi Langsung Bertindak

D'On, Jakarta,- Media sosial dihebohkan dengan video pendek azan jihad ‘hayya alal jihad’ dengan menenteng senjata tajam.

Disebut-sebut, pelafalan azan jihad itu dilakukan di sebuah masjid di wilayah Petamburan, Jakarta Pusat.

Terkait video tersebut, Kapolsek Tanah Abang Kompol Singgih Hermawan menyatakan pihaknya akan melakukan penelusuran.

“Kita akan cek terkait hal tersebut,” kata Singgih saat dihubungi, Selasa (1/12/2020).

Sampai saat ini, pihaknya juga belum menerima laporan ajakan jihad melalui azan dari masjid-masjid di Petamburan.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan kepolisian langsung melakukan penyelidikan atas viralnya beberapa video azan jihad itu.

“Ya diselidiki (munculnya video itu),” ujar Argo.

Senada dengan Argo, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Awi Setiyono juga demikian.

Menurut Awi, tim Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim sedang mengusut video tersebut.

“Video itu sedang diselidiki oleh tim Siber Polri,” ujar Awi ketika dikonfirmasi terpisah.

Sementara, kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar mengatakan seruan jihad itu tidak hanya di Petamburan. Tapi juga di beberapa tempat lain.

“Iya benar. Macam-macam itu di mana-mana, ada di Petamburan, ada di Bogor,” kata Aziz saat dihubungi wartawan, Senin (30/11/2020).

Menurut Aziz, hal itu wajar-wajar saja karena menilai seruan itu sebagai bentuk respons para pengikut HRS yang dinilai sebagai sebuah kezaliman.

“Saya rasa itu wajar, karena masyarakat melihat ketidakadilan melihat kezaliman luar biasa kepada ulama dan habaib karena tidak sepaham dengan pemerintah,” kata Aziz Yanuar.

Aziz Yanuar kemudian menyinggung kesetaraan di mata hukum.

Menurutnya, aparat berlaku tidak adil dengan memeriksa Habib Rizieq soal kerumunan di Petamburan, sementara kerumunan di lokasi lain tak diproses.

“Kan seharusnya tidak seperti itu, masyarakat kan diajarin pemerintah demokrasi Pancasila seperti apa menghargai pendapat, keadilan dan kesetaraan di depan hukum. Tapi pemerintah dan aparat keamanan diduga memperlihatkan hal sebaliknya,” tuturnya.

“Ya wajar kalau rakyat marah, makanya saya memiliki pandangan perlakukan hukum dengan baik sesuai asas-asas keadilan,” sambungnya.


(ruh/pojoksatu)