Breaking News

Intelijen AS Sebut Ada Perwira Senior China yang Tewas Saat Bentrok Dengan Tentara India


D'On, New Delhi (India),- Lebih dari 40 tentara China dilaporkan jadi korban konflik perbatasan dengan India di Ladakh, wilayah Kashmir yang jadi sengketa.

Kantor berita ANI yang mengutip sumber melaporkan, ada 43 serdadu Negeri "Panda" yang terluka atau terbunuh, meski tak ada konfirmasi langsung.

Sementara India sebelumnya sudah menyatakan, 20 tentara mereka tewas dalam konflik perbatasan yang terjadi pada 15-16 Juni itu.

Dilansir NDTV, ini adalah konflik paling serius yang dialami baik Negeri "Bollywood" maupun China sepanjang lima dekade terakhir.

Sementara CNBC memberitakan, intelijen AS meyakini ada 35 prajurit China yang tewas di Ladakh, termasuk seorang perwira senior.

Kedua negara saling menuding menjadi pihak yang memulai ketegangan di Kashmir, yang juga dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual (LAC).

Dikutip Reuters, Kementerian Luar Negeri China menuduh militer New Delhi yang melewati daerah dan menyerang tentara mereka.

Hu Xijin, Pemimpin Redaksi Global Times, harian resmi pemerintah China, mengomentari insiden di Lembah Galwan dengan menyatakan agar India tak macam-macam.

"Saya ingin memberi tahu mereka, janganlah terlalu arogan dan salah menafsirkan keputusan menahan diri kami sebagai kelemahan," ancam Hu.

"China tidak ingin memulai sebuah ketegangan dengan India. Tapi, kami sama sekali tidak takut," klaimnya dalam kicauan di Twitter.

Selain itu, China disebut kecewa dengan sikap negara tetangganya tersebut yang melakukan pekerjaan konstruksi jalan dan landasan terbang. India tidak tinggal diam.

Mereka menyebut Negeri "Panda" mengerahkan ribuan pasukan untuk menduduki kawasan Lembah Galwan.
Dalam catatan New Delhi, Beijing disebut sudah menduduki 38.000 kilometer persegi wilayah mereka. Berbagai perundingan selama tiga dekade tak mengubah apa pun.

AS melalui kementerian luar negeri menyatakan, mereka secara khusus memonitor situasi di Ladakh, dan berharap bisa diselesaikan secara damai.

"Kami memerhatikan bahwa India mengumumkan 20 prajuritntya tewas, dan kami menawarkan belasungkawa kepada keluarga mendiang," jelas Washington. Kali terakhir dua negara terlibat perang besar adalah pada Oktober sampai November 1962, di mana Negeri "Bollywood" menderita kekalahan.

Sebelumnya pejabat India, mengatakan, setidaknya 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan China di daerah perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Insiden ini mengikuti meningkatnya ketegangan, dan merupakan bentrokan mematikan pertama di daerah perbatasan dalam setidaknya 45 tahun.

Tentara India awalnya mengatakan tiga tentaranya telah tewas, menambahkan bahwa kedua belah pihak menderita korban.

Namun kemudian pada hari Selasa, para pejabat mengatakan sejumlah tentara yang terluka kritis telah meninggal karena luka-luka mereka.

Kementerian urusan luar negeri India menuduh China melanggar kesepakatan yang dicapai minggu sebelumnya untuk menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC) di Lembah Galwan.

Koresponden diplomatik BBC James Robbins mengatakan petempuran antara dua pasukan di Himalaya sangat serius, dan tekanan akan kian meningkat pada kedua negara untuk tidak menggunakan kekuatan nuklir dan jatuh ke dalam konflik skala penuh.

Pengakuan India

Mengutip BBC, pada Selasa pagi, tentara India mengatakan tiga tentaranya, termasuk seorang perwira, tewas dalam bentrokan di Ladakh, di wilayah Kashmir yang disengketakan.

Kemudian pada hari yang sama, kedua pihak mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka telah memisahkan diri.

India menambahkan bahwa terdapat 17 tentara India yang mengalami luka kritis dalam menjalankan tugas dan meninggal karena luka-luka mereka. Hal ini menjadikan total korban pasukan India yang tewas dalam pertempuran itu menjadi 20 orang.

Pengakuan China

Kepala editor harian Global Times mengatakan, militer China juga menderita korban dalam bentrokan perbatasan dengan tentara India.

"Berdasarkan apa yang saya ketahui, pihak China juga menderita korban dalam bentrokan fisik di Lembah Galwan," kata Hu Xijin dalam tweetnya. Sayang, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

The Global Times diterbitkan oleh People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa.

China tidak mengkonfirmasi adanya korban, tetapi menuduh India pada gilirannya menyeberangi perbatasan ke pihak China.

Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian mengatakan India telah melintasi perbatasan dua kali pada hari Senin. 

"India telah memprovokasi dan menyerang personil militer Tiongkok, yang mengakibatkan konfrontasi fisik yang serius antara pasukan perbatasan di kedua sisi," demikian laporan kantor berita AFP.

Kedua pihak bersikeras tidak ada peluru telah ditembakkan dalam empat dekade, dan tentara India mengatakan pada hari Selasa bahwa "tidak ada tembakan yang ditembakkan" dalam pertempuran terbaru ini.

Tidak jelas bagaimana suatu bentrokan yang tidak melibatkan pertukaran senjata api, namun bisa begitu mematikan. Ada laporan bahwa kedua negara bertempur dengan batu dan tongkat.

Media setempat melaporkan bahwa tentara India telah "dipukuli sampai mati".

Sumber: Tribunnews