Breaking News

Inilah 7 Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW yang Patut Diteladani


Dirgantaraonline.co.id,- Selain menyebarkan ajaran agama Islam, Nabi Muhammad SAW juga dikenal sebagai pebisnis yang memiliki nilai-nilai kejujuran dan dapat dipercaya. Bahkan Nabi Muhammad SAW sudah mencapai puncak kesuksesan di usia 25 tahun.

Rasulullah sekaligus mengajarkan dan membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk bekerja dan bisa menghidupi diri sendiri.

Setidaknya ada 7 Jejak Bisnis Nabi Muhammad SAW yang bisa diteladani. Berikut ini seperti diukutip dari buku Bisnis Rasulullah, Malahayati S Psi, Great Publisher, Jakarta, Jumat (24/4/2020).

1. Keberanian untuk memilih pekerjaan sebagai wirausaha/pedagang di usia muda.

2. Pernah mengikuti pamanannya berdagang ke Syiria pada usia anak-anak.

3. Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shahibul maal) dengan sistem bagi hasil. Seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya sebagai manajer dan pemimpin ekspedisi ke pusat perdagangan Habshah di Yaman. Dalam ekspedisi ini, Khadijah mendapat keuntungan besar dari seluruh barang dagang miliknya.

4. Empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria, Jorash dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab.

5. Total ekspedisi dagang besar yang pernah dilakukan pada masa mudanya adalah enam kali.

6. Pebisnis besar yang terkenal dari Yaman, Syiria, Basrah, Iraq, Yordania, hingga kota-kota perdagangan di Jazirah Arab.

7. Lebih dari 20 tahun berkiprah di bidang perdagangan.

Kisah Nabi Muhammad Sewaktu Kecil

Nabi Muhammad SAW sewaktu kecil adalah seorang yatim. Ayahnya Abdullah, meninggal dunia ketika Beliau lahir. 

Rasulullah hanya bisa menikmati kasih sayang seorang Ibu tak seberapa lama. Sebab, Aminah sang Ibu juga meninggal ketika Nabi berusia 6 tahun.

Ketiadaan orangtua dalam kehidupan beliau membuat Nabi Muhammad kecil mau tak mau menjadi orang yang mandiri. Inilah cara Allah SWT untuk mendidik Nabi menjadi pribadi yang tidak suka bergantung pada kemurahan hati orang lain.

Maka, meski tak mendapatkan kasih sayang laiknya anak-anak lain, Muhammad kecil tetap tegar dan menjalani hidup dengan baik. Sebab, cinta Allah SWT adalah yang paling agung di antara cinta makhluk manapun di dunia ini.

(Abu Khalil)