Breaking News

Edan! Bisnis Lendir Mami Dewi, Jual 600 Mahasiswi dan Layanan 1 Pria 3 Wanita


D'On, Surabaya (Jatim),- Dewi Kumala (44) menutup rapat wajahnya saat diamankan polisi dari Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Dewi Kumala ditangkap setelah kedoknya bermain bisnis haram dibongkar polisi.
Tak main-main, prostitusi online terselubung Dewi Kumala menyasar SPG dan mahasiswi sebagai objek.

Para SPG dan mahasiswi dijajakan ke pria hidung belang dan dengan modus tertentu via online.

Bisnis transaksi prostitusi online jaringan antarkota besar ( Kota Surabaya, Semarang, Bandung) itu bertarif Rp 2,5 juta hingga Rp 25 juta.

Dewi Kumala tak sendiri ditangkap polisi.
Ada dua janda asal Sidoarjo, Lisa Semampow (48) dan pria asal semarang, Kusmanto (39).

Untuk melancarkan bisnisnya itu, mereka bertiga membuat grup WhatsApp (WA) dan Facebook (FB).

Namun, tak mudah bagi calon anggota masuk di grup tersebut.

Grup yang dikelola oleh Lisa itu menerapkan persyaratan agak berat bagi calon anggota baru.

Di dalam grup itulah, mereka menjual para mahasiswi dan SPG.

Tak hanya itu, pegawai kantoran yang ingin mendapatkan tambahan pendapatan pun jadi anak buah para mucikari itu.

Bisnis prostitusi online ini terbongkar setelah polisi melakukan undercover buy untuk memastikan praktik tersebut.

Fakta mencengangkan setelah polisi melakukan penyidikan terhadap mereka.
Ternyata, ada 600 foto wanita yang menjadi anak buah para mucikari tersebut tersimpan di handphone mereka bertiga.

Para `ayam` itu terhubung via , kjejaring sosial dan berada di kota-kota besar untuk dijual kepada para pria hidung belang.

"Total ada 600 wanita yang menjadi anak buah para tersangka yang ditawarkan kepada pria hidung belang," kata Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Iwan Hari Purwanto, Selasa (14/4/2020).

Tiga mucikari ini menjual para korban dengan menawarkan melalui grup Facebook dan grup Whatsapp (WA).

Menurut keterangan para tersangka, tidak semua orang dapat masuk kedalam grup WhtasApp yang dikelola oleh Lisa.

"Pengelola grup WhatsApp ini tersangka LS.
Anggota yang masuk member (anggota) itu minimal sudah dua kali transaksi kepada para mucikari ini," kata AKP Iwan Hari Purwanto.

Dalam aksinya, Lisa dan dua mucikari lainnya mematok tarif para wanita senilai Rp 2,5 juta hingga Rp 25 juta, tergantung wajah, usia dan layanan.

"Tersangka ini bisa menyediakan wanita untuk melayani satu laki-laki dengan dua atau tiga perempuan.

Tarifnya sampai 10 hingga 25 juta rupiah," terang AKP Iwan.

Setiap wanita memilik tarif tersendiri dari harga 2,5 juta rupiah hingga 25 juta rupiah.
"Yang menentukan adalah wajah korban, bentuk tubuh dan layanan.

Itu yang membedakan tarif yang diberikan oleh para tersangka kepada pelanggannya," tambah Iwan.

Setiap kali mendapat uang, Lisa, Kusmanto dan Dewi Kumala memotong uang pembayaran pria hidung belang sebesar 10 hingga 20 persen tergantung kesepakatan.

Ketiga mucikari tersebut kini mendekam di tahanan Mapolrestabes Surabaya dengan jeratan pasal 2 UU RI nomor 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Anak buah mahasiswi dan SPG

Hasil penyelidikan, dari 600 orang wanita yang jadi korban dalam kasus tersebut, memiliki latar belakang pekerjaan berbeda.
"Ada yang pekerja kantor, SPG freelance, dan Mahasiswi," tandas Iwan.

Jasa prostitusi yang dijajakan para mucikari melalui porstitusi online tak hanya menjangkau Kota Surabaya saja.
Lisa Semampow, salah satu mucikari yang sudah lama menggeluti bisnis hitam itu mengaku bisa mendatangkan wanita untuk layani pria hidung belang di berbagai kota seperti, Semarang, Bandung dan Jakarta selain Surabaya.

"Kenalnya dari teman, yang ada di luar kota. Aku yang tawarin mereka yang memang sudah punya anak buah," kata Lisa.

Wanita yang juga punya toko di Pasar Atom Surabaya ini mengaku, awal menggeluti dunia prostitusi setelah bercerai dengan suaminya.

"Awalnya saya bingung mau cari uang darimana setelah cerai sama suami.
Cuma ada satu toko aja di pasar atom.
Dari sana saya mulai coba-coba buat geluti dunia mucikari via online.

Cari wanitanya ada yang dari teman terus diteruskan mulut ke mulut.

Itu saya juga kasih uang ke orang yang nyarikan wanita kalau memang sudah berhasil layani tamu," tambah janda tersebut.

Lisa tak menyangka bisnis haramnya itu membuahkan banyak peminat.

"Ya akhirnya punya temen di Semarang, Bandung dan Jakarta mau join.
Ya udah, saya giliran cari pelanggan atau cari wanita.

Kalau ada pesanan di Surabaya dari Semarang, teman saya telepon saya suruh nyiapin.

Begitu juga sebaliknya," tandas Lisa.
Dari penangkapan Lisa itu, polisi akhirnya membongkar dua tersangka lain yakni Kusmanto (39) warga Semarang dan Dewi Kumala (44) yang merupakan jaringan antarkota. 

(mond/LJC)