Breaking News

Jokowi Keluarkan Jurus 'Sakti' Tarik Relokasi Pabrik ke RI

D'On, Jakarta,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali membawa kabar gembira bagi investor asing yang ingin merelokasi usahanya ke berbagai wilayah Indonesia.

Saat berbincang dengan awak media di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jokowi menegaskan akan memberikan keleluasaan bagi perusahaan yang ingin merelokasi pabriknya ke Indonesia.

"Dalam waktu dekat ini, [aturan terkait hal itu] akan diselesaikan," kata Jokowi, Jumat (1/11/2019).

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi memang tak kuasa meluapkan kekesalannya karena kegagalan Indonesia yang tak mampu menarik puluhan pabrik China yang relokasi. Para investor justru melirik Vietnam.

Aturan di Indonesia memang masih bermasalah bagi kemudahan investor untuk melakukan relokasi. Salah satunya yaitu aturan impor barang modal berupa mesin-mesin dari pabrik negara asal.

Masalahnya, mesin dari pabrik relokasi umumnya dalam kondisi bekas. Nah, di Indonesia ada aturan yang membatasi impor mesin bekas karena pertimbangan untuk mendorong industri dalam negeri.

Aturan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 17/2018 tentang perubahan kedua atas Permendag 127/M-DAG/PER/12/2015 tentang ketentuan impor barang modal dalam keadaan tidak baru (BMTB).

Jokowi menegaskan bahwa hasil rapat terbatas beberapa waktu lalu telah sepakat merevisi aturan tersebut. Nantinya, mesin bekas dari negara asal akan diperbolehkan masuk ke Indonesia.

"Kalau yang simpel-simpel, yang tidak ada kaitannya dengan UU, akan secepatnya. Seperti mesin tadi. Mesin itu dalam rapat terbatas terakhir sudah diputuskan nanti akan sama seperti negara lain," kata Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi bahkan mejamin bahwa mesn-mesin bekas dari pabrik relokasi akan dibebaskan dari tarif bea masuk. Keputusan ini sejalan untuk meningkatkan daya saing Indonesia dengan negara tetangga.

"Artinya diperbolehkan [masuk ke Indonesia], dan tidak dikenakan bea masuk. Supaya kita bisa bersaing dalam menarik investasi dalam rangka menciptakan lapangan kerja," jelasnya.

"Kalau mereka [negara tetangga] boleh, kita enggak boleh dan kita dibebani bea masuk ya kalah. Daya saing kita menjadi rendah," tegas Jokowi.

#CNBC