Breaking News

UGM: Politisi Harus Mengerti Penggunaan Kampus

D'On, Yogyakarta,- Sosiolog dan Dosen Fisologi dan Politik (Fisipol) Universitas Gajah Mada Dr Arie Sujito M mengatakan politisi harus memiliki etika! di musim kampanye politik seperti saat ini.

“Harusnya para politisi itu tahu diri, bahwa penggunaan kampus sebagai arena kampanye itu ada aturannya. Jadi jangan seenaknya politisi manggung dengan memanfaatkan akses,” kata Arie dalam keterangan yang diterima, Minggu (14/10/2018).

Hal ini diungkapkannya menanggapi pernyataan Sudirman Said di media terkait penyelenggara seminar di Fakultas Peternakan terancam DO dan ada tekanan dari Intel.

“Kasus di Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada yang baru saja terjadi ini, ibarat mengadu mahasiswa dengan pengurus kampus. Kasihan mahasiswa dan pengurus kampus UGM terjadi konflik, akibat kepentingan politisi,” katanya.

“Kita tahu, Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan adalah Calon Legislatif dan juga Tim Sukses salah satu Capres,” katanya.

Arie mengatakan jika seminar ini dilanjutkan bisa saja forum yang akan digelar mahasiswa itu bisa berubah menjadi forum politisi.

“Wajar saja kalau para insan akademik dan pengurus kampus bereaksi keras menolak dengan sejumlah argumen. Mana mungkin forum itu disebut ilmiah, sedangkan beberapa pembicara adalah Calon Legislatif dan Tim Sukses salah satu Calon Presiden, yang sedang dalam momentum kampanye,” katanya.

Arie berpendapat bahwa situasi seperti tidak perlu terjadi jika para politisi menjaga etika politik dalam berinteraksi dengan kampus.

“Kampus bukan anti politik, namun etika politik harus dijaga agar penghormatan pada institusi kampus selalu dipertahankan, agar kampus juga makin hormat terhadap politisi,” katanya.

Belajar dari kasus ini, Arie berpendapat bahwa mahasiswa dan pengurus kampus perlu saling menjaga komunikasi agar tidak mudah masuk pusaran permainan elit politik yang sekarang sedang bergerilya kampanye ke kampus-kampus.

“Saya percaya BEM dan pengurus kampus mampu menjaga etika akademis dan bisa membentengi diri dari politisasi, permainan kekuasan politik yang datang dari luar,” kata Arie.

Hoax

Sementara itu Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM Eddy O.S Hiariej menyatakan berita yang menyatakan bahwa Mahasiswa sebagai penyelenggara seminar di Fakultas Peternakan terancam DO dan ada tekanan dari Intel, 100 persen adalah kebohongan publik.

“Tidaklah mungkin UGM sebagai institusi berintegritas yang reputasinya telah mendunia melakukan intimidasi akademik,” kata Eddy Hiariej dalam keterangan yang diterima, Minggu.

Dia juga menjelaskan bahwa dirinya telah mengkonfirmasi kejadian pembatalan seminar di Fakultas Peternakan yang menghadirkan pembicara dua mantan menteri, Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan kepada Dekan Fakultas Peternakan Prof Dr Ir Ali Agus DEA.

“Peternakan sangat tepat dalam menjaga kenetralan UGM sebagai institusi akademik,” kata Guru Besar UGM ini.
Atas tindakan Dekan Fakultas Peternakan ini, Eddy Hiariej juga berpendapat bahwa kampus adalah lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi kebebasan dan etika akademik.

“Kampus adalah institusi independent yang non partisan namun tidak tabu berbicara politik,” katanya.

Dalam konteks kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Umum Legislatif 2019, Eddy Hieriej, UGM sebagai institusi pendidikan sejak Pemilu 1999 telah menunjukkan kenetralannya.

Ketika Prof Ichlasul Amal Rektor 1998-2002, justru mengadakan Dialog Nasional untuk mengundang semua Parpol menyampaikan visi-misi, ungkap Eddy Hieriej.

“Demikian pula dalam Pilpres 2004, Prof. Sofian Effendi sebagai Rektor mengizinkan debat calon Presiden secara berimbang,” katanya.

Dia mengatakan kalau memang ingin menggalang dukungan dari kalangan kampus hendaklah menggunakan cara-cara yang beradab dan beretika secara jujur dan terbuka untuk mengadakan suatu debat publik secara berimbang dengan menhadirkan juga pasangan calon lainnya sehingga visi-misi sari para kandidat dapat dinilai secara ilmiah. (***)